Demokrat bermanuver sebab Anies menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. Padahal, Demokrat mengeklaim, sebelumnya Anies telah meminta AHY buat jadi rekan duetnya.
Demokrat pun mengaku bakal move on ke koalisi lain, namun tetap mengusung cita-cita perubahan dan persatuan. Merespons Demokrat, koalisi pendukung Ganjar maupun poros pendukung Prabowo, membuka diri.
Sementara, pasca hengkangnya Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, PDI-P terus menggulirkan wacana pertemuan Megawati dan SBY. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengeklaim, komunikasi antara PDI-P dan Demokrat terus terjalin.
"Bahkan kami mendengar beberapa partai politik yang mengusung Pak Ganjar juga akan mengadakan pertemuan dengan Partai Demokrat," ujar Hasto saat ditemui di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).
Namun, pada akhirnya, Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo. SBY dan AHY diketahui hadir dalam pertemuan para ketua umum anggota KIM di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023).
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, partainya bergabung ke Koalisi Indonesia Maju demi kepentingan bangsa dan negara.
"Kami sudah menelusuri semua kemungkinan dan kami memilih mendukung Pak Prabowo Subianto," kata Herzaky saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/9/2023).
Kendati begitu, Demokrat belum resmi menyatakan dukungan buat Prabowo. Katanya, sikap Demokrat akan diumumkan oleh AHY dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) partai, Kamis (21/9/2023).
Said mengungkapkan, komunikasi berjalan selama dua minggu terakhir dengan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
“Tapi bahwa pada akhirnya belum berjodoh, bukan tidak berjodoh. Belum berjodoh. Ya, kembali kepada parpol masing-masing,” ujar Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Hal ini pun diakui oleh anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan. Hinca mengungkap, selama 2 minggu sejak kepergian Demokrat dari koalisi pendukung Anies, mereka berkomunikasi intens dengan PDI-P dan Gerindra.
"Nah di minggu kedua, mulai sedikit melambat di sebelah sana, dan di sebelah sini terus makin kencang," ujar Hinca saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Sebelum mengambil keputusan untuk mendukung Prabowo, lanjut Hinca, AHY berpamitan ke Puan. Putra sulung SBY itu juga menyampaikan permintaan maaf lantaran Demokrat dan PDI-P tidak bisa bersama pada Pilpres 2024.
"Mas AHY sebagai ketum yang punya hubungan sangat baik dengan Mba Puan mengirim pesan dan pamit, 'Mba, kami telah begini, begini. Telah terjadi dialog diskusi dan cukup panjang, tapi memang waktu yang sangat terbatas, MTP (Majelis Tinggi Partai Demokrat) harus mengambil keputusan, maka kami memutuskan hari ini seperti ini. Mohon maaf belum bisa bersama di tahun 2024'," tutur dia.