Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Anies-Cak Imin Usai Deklarasi: Elektabilitas Tertinggal, Hadapi Resistensi PBNU

Kompas.com - 17/09/2023, 13:26 WIB
Syakirun Ni'am,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Terpisah, terkait pemilih PKB yang lebih banyak mendukung Prabowo Subianto dan Erikc Thohir ketimbang, Cak Imin hanya memberikan komentar singkat.

Menurut Cak Imin, hasil survei menjadi motivasi dan pelecut agar pihaknya terus berupaya merengkuh hati rakyat.

Baca juga: Ketum PBNU: Saya Tak Pernah Keluar dari PKB sampai Hari Ini, tapi Saya Tak Boleh Menyeret NU

"Ini jadikan survei sebagai motivasi, survei jadikan dorongan untuk terus bekerja merebut hati rakyat," kata Cak Imin di halaman Masjid Al Fathu, Soreang, Bandung, Jumat siang.

"Silakan saja proses nanti kita lihat. Itu saya tidak perlu nanggapi, survei itu macem-macem ya," ucap dia.

Sikap Resistensi PBNU

Sementara banyak pendukung partainya justru mengalir ke Prabowo dan Ganjar, partai yang dipimpin Cak Imin juga menghadapi sikap resistensi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hubungan NU dan PKB memanas atau tampak tidak harmonis sejak Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menjadi Ketua Umum PBNU.

Persoalan ini seperti menjadi batu sandung atau jalan terjal lain bagi Anies dan Cak Imin.

Saat ditanya awak media, Yahya menyebut hubungan PBNU dan PKB benar-benar tidak erat. Namun, situasi ini juga terjadi sebagaimana hubungan PBNU dan partai politik lain.

"Memang tidak erat, sama tidak eratnya dengan hubungan PBNU dengan partai lainnya, karena semua ini kami anggap sama," kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Gus Yahya Mengaku Jengkel, Tegaskan Tak Ada Capres-Cawapres atas Nama NU

Menurut Gus Yahya, NU merupakan rahim yang melahirkan PKB. Peristiwa politik itu didorong oleh NU sendiri dan para pengurus PBNU sebelum reformasi.

Saat itu, banyak tokoh PBNU meminta dibentuk partai politik yang bisa menampung aspirasi warga Nahdliyin atau jemaah NU.

Meski demikian, kata Gus Yahya, PBNU hanya orangtua bagi PKB yang tidak bisa terus menyuapi partai itu dengan suara warga Nahdliyin.

"Silakan jalan berkompetisi dengan yang lain secara rasional, dan kami juga persilakan kepada masyarakat khususnya kepada warga NU, kami persilakan masyarakat untuk menilai partai-partai secara rasional," ujar dia.

Baca juga: Anies-Cak Imin Juga Berziarah ke Makam Ketua PBNU Pertama

Tidak hanya PKB tampak tidak hangat dengan PBNU, hubungan Cak Imin dengan keluarga Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga tidak mulus

Putri Gus Dur, Yenny Wahid bahkan terang-terangan sulit memberikan dukungan kepada Cak Imin.

Meski masih memiliki hubungan darah, kedua pihak itu berseteru karena Cak Imin disebut mengkudeta Gus Dur dari PKB. Namun, hal ini dibantah oleh Cak Imin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Nasional
Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Nasional
Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Nasional
Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Nasional
4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

Nasional
Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Nasional
Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-mal' di Sumsel, Ajak Bocah Makan 'Snack' di Mejanya

Momen Jokowi "Nge-mal" di Sumsel, Ajak Bocah Makan "Snack" di Mejanya

Nasional
Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Nasional
Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Nasional
Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Nasional
Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Nasional
Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Nasional
Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com