Data itu juga menunjukkan bahwa deklarasi Anies-Muhaimin belum menimbulkan efek ekor jas karena suaranya merupakan pendukung partai.
"Kalau menurun, saya tidak bisa bilang begitu. Tapi setidak-tidaknya (data ini menunjukkan) tidak meningkat. Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin,” ucap Saiful.
Adapun survei ini digelar pada 5-8 September 2023 dengan 1.212 responden yang dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak.
Margin of error survei diperkirakan +-2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menurut Saiful, sumber dukungan Anies-Muhaimin berasal dari pemilih Nasdem. Sebanyak 54 persen pemilih partai besutan Surya Paloh itu menyatakan dukungannya pada Anies-Muhaimin.
Dukungan pemilih partai lebih besar datang dari PKS. Sebanyak 69 persen pemilih partai berlambang padi-kapas itu mendukung Anies-Cak Imin.
"Ada pola di mana pemilih Nasdem tetap di belakang Anies,” ujar Saiful.
Sementara pemilih Nasdem dan PKS mendukung Anies- Cak Imin, mayoritas dukungan pemilih PKB justru ditujukan ke pasangan lain.
Baca juga: Partai Pengusung Anies-Cak Imin Segera Rapat Bentuk Timnas Pemenangan Usai PKS Bergabung
Saiful menyebut, sebanyak 38 persen pemilih PKB justru memberikan dukungan mereka untuk pasangan Prabowo-Erick Thohir, bukan Anies- Cak Imin. Padahal, Cak Imin merupakan Ketua Umum PKB.
Kemudian, sebanyak 30 persen pemilih PKB juga diberikan kepada pasangan capres-cawapres lain, yakni Ganjar dan Ridwan Kamil.
Adapun, dukungan pemilih PKB untuk Anies dan Cak Imin hanya 20 persen.
"Kecenderungan pemilih PKB memang memilih Ganjar dan Prabowo, tidak ke Anies,” kata Saiful.
Meski elektabilitasnya bersama Cak Imin hanya 16,5 persen, Anies Baswedan tetap santai.
Anies hanya memberikan komentar singkat dan tidak mempersoalkan hasil survei itu.
“Ya enggak apa-apa,” tutur Anies ketika ditemui wartawan seusai acara launching Forum Bersama Indonesia (FBI) di Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat, Jumat (15/9/2023).