Sementara itu, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto disimulasikan berpasangan dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Lalu, bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, dipasangkan dengan bakal calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar.
Hasilnya, pasangan Ganjar-Ridwan Kamil mendapat dukungan paling besar dengan raihan 35,4 persen.
Di urutan kedua, pasangan Prabowo-Erick Thohir mengantongi 31,7 persen. Sementara Anies-Muhaimin mengekor di urutan terakhir dengan perolehan dukungan 16,5 persen.
Di sisi lain, Politikus PDI-P Masinton Pasaribu mengaku PDI-P memiliki strategi memenangkan Ganjar Pranowo di Jawa Timur.
Ia juga tidak khawatir suara untuk memenangkan Ganjar di Jawa Timur akan tergerus karena pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Menurut Masinton, PDI-P menghormati jika memang komposisi pasangan calon (paslon) tersebut untuk mencari suara di Jatim. Hal itu dianggap sebagai bagian strategi partai politik.
Baca juga: Ridwan Kamil Digadang-gadang Jadi Cawapres Ganjar, Seberapa Besar Elektabilitasnya?
"Apa yang ditakuti? Namanya nyalon, kok takut? Iya kan? Masing-masing kan punya strategi, ya kami pun punya strategi. Enggak lah, deklarasi di mana juga kami enggak khawatir," kata Masinton ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
Masinton meyakini bahwa PDI-P akan fokus menyasar suara pada seluruh wilayah di Indonesia, tidak pada salah satu provinsi tertentu.
Menurut dia, semua provinsi sama kuat dan penting dalam mewujudkan kemenangan Pilpres 2024.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan bahwa Ridwan Kamil dan Mahfud nyaris tak memiliki kekurangan apa-apa.
Menurut Adi, Ridwan Kamil tentu memiliki keunggulan kekuatan politik di Jawa Barat sehingga wajar digadang-gadang menjadi bakal cawapres Ganjar.
"Potensial akan meningkatkan suara Ganjar di Jawa Barat yang belum kelihatan secara signifikan," kata Adi, dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu (16/9/2023).
Adi menilai figur seperti Ridwan Kamil yang memiliki kekuatan elektoral di Jawa Barat lebih dibutuhkan Ganjar.
Baca juga: Soal Cawapres Ganjar, Sekjen PDI-P Ungkit Pilpres 2019 yang Munculkan Nama Maruf Amin
Lalu, sebut Adi, Mahfud memiliki basis elektoral yang cukup kuat di daerah Jawa Timur, khususnya kalangan Nahdlatul Ulama (NU) Gusdurian.
"Mahfud MD saya kira memiliki elektabilitas, popularitas, kompetensi, integritas yang di atas rata-rata dinilai kuat di Jawa Timur dan mewakili kelompok NU ya garis Gusdurian tentu saja," tutur Adi.
Oleh karena itu, Adi mengatakan bahwa Ganjar bisa mengkondisikan kekuatan politik di Jawa Timur, khususnya kalangan NU, bila memilih Mahfud.
"Kalau Mahfud yang diterima jadi pendamping sebagai cawapres maka dinilai punya potensi mengkonsolidasi kekuatan politik di Jawa Timur dan kalangan NU terutama garis NU yang berafiliasi dengan Gusdurian," kata Adi.
Kendati demikian, Adi mengatakan bahwa Mahfud memiliki kelemahan, yakni tidak memiliki partai politik (parpol).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.