JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi ajang masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama memiliki kejelekan.
Oleh karena itu, ia berpesan agar masyarakat lebih cerdas menilai calon terbaik, yang mampu mendengarkan aspirasi rakyat. Sebab, calon yang sempurna tidak ada di manapun mengingat manusia tetap memiliki kekurangan.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Kasus Rempang Muncul akibat Kesalahpahaman
"Pemilu ini adalah untuk memilih yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama punya kejelekan. Yang lebih sedikit kejelekannya, yang dipilih berdasar ukuran-ukuran aspirasi kita," kata Mahfud dalam Forum Diskusi Pemilu Keberagaman Menjadi Kekuatan Mewujudkan Pemilu Bermartabat di YouTube Kemenko Polhukam, Rabu (13/9/2023).
Mahfud mengingatkan, tidak ada calon pemimpin yang ideal. Semuanya tetap mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pembangunan negara.
Baca juga: Mahfud MD: Partai dan Elit Politik Berperan Besar Ciptakan Pemilu Damai
Misalnya, unggul di bidang demokrasi, perjuangan ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Hasil kombinasi itu kata Mahfud, akan memunculkan konfigurasi kepemimpinan yang justru bagus.
"Jadi jangan berpikir lalu ada yang (ideal), ndak ada. Pemilu itu kok terlalu ideal. Pasti ada kurangnya, lah, namanya manusia. Ada yang punya kelebihan di bidang misalnya penegakan demokrasi, ada punya kelebihan di bidang ekonomi," tutur Mahfud.
Lebih lanjut ia mengutip kata-kata Franz Magnis Suseno. Mahfud menyampaikan, Pemilu harus dilaksanakan bukan karena ingin mendapatkan pemimpin yang ideal.
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Opsi Kedua Percepatan Pendaftaran Capres, Jadi 19-24 Oktober 2023
Tapi, pemilu dilaksanakan untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin dan wakil rakyat.
"Itulah perlunya pemilu. Maka pasti dengan proses demokrasi, yang akan ditampilkan pasti atau harus adalah orang yang punya nilai kebaikan yang siap untuk membangun bangsa ini," jelas Mahfud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.