Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Pemilu Itu untuk Pilih Orang-orang yang Lebih Sedikit Kejelekannya

Kompas.com - 13/09/2023, 15:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi ajang masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama memiliki kejelekan.

Oleh karena itu, ia berpesan agar masyarakat lebih cerdas menilai calon terbaik, yang mampu mendengarkan aspirasi rakyat. Sebab, calon yang sempurna tidak ada di manapun mengingat manusia tetap memiliki kekurangan.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Kasus Rempang Muncul akibat Kesalahpahaman

"Pemilu ini adalah untuk memilih yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama punya kejelekan. Yang lebih sedikit kejelekannya, yang dipilih berdasar ukuran-ukuran aspirasi kita," kata Mahfud dalam Forum Diskusi Pemilu Keberagaman Menjadi Kekuatan Mewujudkan Pemilu Bermartabat di YouTube Kemenko Polhukam, Rabu (13/9/2023).

Mahfud mengingatkan, tidak ada calon pemimpin yang ideal. Semuanya tetap mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pembangunan negara.

Baca juga: Mahfud MD: Partai dan Elit Politik Berperan Besar Ciptakan Pemilu Damai

Misalnya, unggul di bidang demokrasi, perjuangan ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Hasil kombinasi itu kata Mahfud, akan memunculkan konfigurasi kepemimpinan yang justru bagus.

"Jadi jangan berpikir lalu ada yang (ideal), ndak ada. Pemilu itu kok terlalu ideal. Pasti ada kurangnya, lah, namanya manusia. Ada yang punya kelebihan di bidang misalnya penegakan demokrasi, ada punya kelebihan di bidang ekonomi," tutur Mahfud.

Lebih lanjut ia mengutip kata-kata Franz Magnis Suseno. Mahfud menyampaikan, Pemilu harus dilaksanakan bukan karena ingin mendapatkan pemimpin yang ideal.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Opsi Kedua Percepatan Pendaftaran Capres, Jadi 19-24 Oktober 2023

Tapi, pemilu dilaksanakan untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin dan wakil rakyat.

"Itulah perlunya pemilu. Maka pasti dengan proses demokrasi, yang akan ditampilkan pasti atau harus adalah orang yang punya nilai kebaikan yang siap untuk membangun bangsa ini," jelas Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com