MENUJU Pemilihan Presiden 2024, Indonesia menuntut capres menawarkan bukan sekadar gagasan, tapi program kerja dan anggaran yang nyata dan terukur.
Dua bulan menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) pada 19 Oktober 2023, atmosfer politik di Indonesia semakin memanas.
Momen penting ini menandai langkah awal menuju pemilihan presiden 2024, peristiwa krusial yang akan menentukan arah masa depan bangsa.
Survei Litbang Kompas, barometer sentimen publik yang dilakukan pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, memberikan gambaran jelas tentang lanskap politik yang sedang berkembang.
Ganjar Pranowo, yang mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), muncul dengan tingkat elektabilitas yang patut dipuji, yaitu 24,9 persen.
Di bawahnya, Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang tangguh, membanggakan diri dengan 24,6 persen.
Namun, memberikan bayangan yang beragam pada tabel elektoral ini, Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menandai wilayahnya dengan 12,7 persen.
Apa yang terlihat jelas adalah duel elektoral yang akan datang antara Pranowo dan Ganjar, dengan jajak pendapat yang menunjukkan kebuntuan virtual.
Dalam lingkungan yang penuh dengan pertaruhan seperti ini, nilai dari wacana kebijakan substantif dan perdebatan yang memperkaya semakin meningkat.
Namun, di luar pertarungan elektoral, muncul seruan keras untuk perubahan paradigma: transisi dari ranah ide abstrak ke ranah nyata berupa program kerja yang dapat ditindaklanjuti dan anggaran yang jelas.
Pergeseran transenden ini menggarisbawahi pendewasaan demokrasi Indonesia, yang menekankan pentingnya pragmatisme di atas sekadar politik.
Hasil survei Kompas pada Agustus 2023, menunjukkan narasi yang menarik - bahwa pemilih mencari diferensiasi dalam gaya dan visi kepemimpinan.
Diferensiasi ini tidak bisa lagi disembunyikan atau dibungkus dengan gagasan-gagasan visioner yang luas.
Apa yang tampaknya didambakan oleh para pemilih dan memang seharusnya begitu, adalah rincian detail operasional. Namun mengapa pergeseran dari visi ke operasi, dari ide ke tindakan, menjadi sangat penting sekarang?
Sebagai permulaan, ide-ide politik sangat penting. Ide-ide tersebut memberikan kerangka kerja dan memberikan arah bagi pemerintahan.