Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Berat Anies-Cak Imin Berebut Suara NU dari Ganjar dan Prabowo

Kompas.com - 07/09/2023, 05:15 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

Sikap keluarga Gus Dur ini pernah diungkapkan Yenny Wahid dalam acara Rossi di Kompas TV pada 10 Agustus 2023 lalu.

Baca juga: Cak Imin: Saya Siap Memberikan Keterangan Apapun Permintaan KPK

Ia menyebut jika calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto meminang Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres), keluarga Gus Dur siap angkat tangan tak memberi dukungan.

"Ya kita bye-bye, ha ha ha," kata dia. Batas toleransi dukungan masih diberikan jika Cak Imin hanya menjadi pengusung Prabowo, bukan menjadi pasangan.

"Kalau sebagai sesama pengusung (Prabowo) tidak apa-apa, tapi kalau pendamping lain urusan, agak berat itu," kata Yenny.

Yenny mengatakan, penarikan dukungan kepada Cak Imin sudah pernah dilakukan pengikut Gus Dur saat kudeta PKB yang dilakukan kerabatnya itu.

Dia mengatakan, simpatisan Gus Dur justru lebih memilih mendukung Gerindra saat Gus Dur tak lagi memegang kendali PKB yang direbut oleh keponakannya sendiri itu.

Baca juga: Cak Imin Merasa Terharu Dapat Dukungan dari PB PMII

"Yang menarik representasi suara NU di PKB justru lebih kecil dibandingkan suara NU di Gerindra. Karena waktu Cak Imin menelantarkan Gus Dur, kita PKB Gus Dur, Cak Imin dengan PKB Cak Imin," kata Yenny.

"PKB Gus Dur mengalihkan suara untuk Gerindra, maka suara Gerindra naik di Jatim 2009, suara PKB Cak Imin turun 70 persen," sambung Yenny.

Sikap keluarga Gus Dur tak berubah meskipun sosok Anies Baswedan sebagai capres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) yang menjadi pasangan Cak Imin dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

Dengan tegas Yenny menyebut sikapnya masih sama yaitu tak akan memberikan dukungan kepada Cak Imin dan pasangannya.

"Jadi sudah jelas sekali, ketika wakti itu Cak Imin masih berkoalisi dengan Pak Prabowo, saya sudah menyatakan secara terbuka posisi kami, akan sulit sekali bagi kami mendukung capres yang bersanding dengan orang yang pernah mengkudeta Gus Dur," katanya.

Baca juga: Waketum Nasdem: Kami Berharap, Tak Lama Lagi PKS Putuskan Cak Imin sebagai Bacawapres Anies

Sebaliknya, dukungan keluarga Gus Dur akan mengalir pada orang selain Cak Imin.

Yenny menyebut masih membangun komunikasi dengan dua sosok capres lainnya yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Selain menjalankan komunikasi dengan Prabowo, Yenny juga menyebut menjalin komunikasi dengan capres PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo.

Karena kedua capres tersebut masih berpeluang mendapat dukungan dari keluarga Gus Dur untuk saat ini.

"Nanti kedua belah pihak saya terus jalin komunikasi," imbuh dia.

Baca juga: Cak Imin Sebut Nama Koalisi Tak Berubah, Tetap Koalisi Perubahan

Harus menyeluruh

Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, suara basis massa warga Nahdliyin memang selalu diperebutkan dalam setiap kontestasi politik.

Bahkan menurut dia ada 2 cara yang bakal dilakukan oleh seluruh partai politik dan para kandidat bakal capres-cawapres buat mendapatkan suara warga NU dalam Pemilu dan Pilpres 2024.

Agung mengatakan, para bakal capres yang belum memiliki cawapres seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bakal mencari sosok yang mampu mewakili kalangan Islam di pedesaan, yang selama ini direpresentasikan dengan baik oleh Nahdlatul Ulama.

"Di titik inilah, nama-nama yang selama ini memiliki elektabilitas seperti Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Yenny Wahid, hingga Erick Thohir menjadi yang terdepan," kata Agung saat dihubungi pada Senin (4/9/2023).

Namun demikian, Agung menilai baik Ganjar dan Prabowo dinilai tidak akan maksimal jika hanya menggaet sosok-sosok yang dianggap mewakili NU, tanpa dipadukan dengan kerja politik lainnya.

Baca juga: Bantah Nasdem dan Masyumi, KPK Tegaskan Pemanggilan Cak Imin Tak Terkait Politik

Yang dimaksud Agung adalah para kandidat harus mendekati NU secara struktural dan kultural. Hal itu penting dilakukan supaya mendapat dukungan sebanyak-banyaknya dari basis massa NU, sehingga secara utuh dapat terwakili melalui pasangan yang kelak maju.

Selain itu, kata Agung, ketika para kandidat berlomba merebut simpati warga NU secara utuh, maka pendekatan institusional selain soal basis pedesaan, juga termasuk di dalamnya pesantren dan kampung, menjadi mengemuka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com