Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Hutan Hujan Tropis di JCC Senayan, Dibuat untuk Sambut Kepala Negara ASEAN

Kompas.com - 05/09/2023, 21:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lobi utama Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, disulap menjadi hutan hujan tropis untuk menyambut kedatangan kepala negara blok Asia Tenggara yang digelar pada 5-7 September 2023.

Adapun instalasi hutan hujan tropis dibuat sebagai branding dan beautifikasi venue, bagian dari upaya mendesain pengalaman (experiential branding) bagi seluruh peserta dan tamu undangan.

Di area itu, tampak sebuah layar besar bergambar Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi latar. Di area ini pula, Jokowi dan Iriana Jokowi menyalami para kepala negara ASEAN yang hadir untuk menghadiri acara pembukaan KTT ASEAN ke-43.

Baca juga: Hari Kedua KTT ASEAN, Polisi Tutup Tiga Ruas Jalan Ini Besok Pagi dan Sore

Visual Creative Consultant KTT ke-43 ASEAN 2023, Elwin Mok, area penyambutan memang menjadi salah satu titik penting. Sebab, area ini menjadi pengalaman pertama bagi para tamu undangan saat berkegiatan di Indonesia.

"Di titik inilah, keunikan dan suasana batin dapat mulai dibangun, yang diharapkan membawa dampak positif bagi keseluruhan penyelenggaraan KTT," kata Elwin Mok, dalam siaran pers, Selasa (5/9/2023).

Menurut Elwin, area penyambutan itu menghadirkan alam Indonesia, berupa hutan hujan tropis dan air terjun di dalam lobi JCC, yang terletak di jantung kota metropolitan Jakarta.

Eratnya kerja sama antarnegara ASEAN seakan menjadi mata air yang akan terus-menerus menyuburkan pertumbuhan dunia.

Baca juga: Gantikan Xi Jinping, PM China Li Qiang Tiba di RI untuk Hadiri KTT ASEAN

Dipadu dengan layar besar multimedia yang menampilkan siluet Istana Presiden di IKN, area penyambutan ini menyimulasikan pengalaman kembali ke alam.

"Pendekatan ini mencerminkan bagaimana Indonesia dan ASEAN, sesuai tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth', pusat pertumbuhan dunia, terus berkomitmen menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem demi masa depan dunia yang lebih baik," ujar Elwin.

Sementara itu, perangkai bunga area tersebut, Dina Touwani menyebut, beautifikasi venue yang dilakukan di JCC sebenarnya berawal dari KTT G20 di Bali.

Saat itu di KTT G20, ia bertugas mempercantik alam di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang digunakan saat jamuan makan malam tamu negara.

"Pada KTT ASEAN ini, kami ingin menyuguhkan sesuatu yang indah, tanpa mengubah banyak struktur gedung. Idenya adalah membawa hutan ke dalam ruangan," kata Dina.

Baca juga: Jadi Sorotan, Pangeran Mateen Dampingi Ayahnya Temui Presiden Jokowi di KTT ASEAN

Dina bilang, latar belakang IKN mencerminkan masa depan Indonesia yang tetap mengedepankan kelestarian alam dan lingkungan yang hijau.

Sebagai informasi dalam pembuatannya, tim mencari jenis jenis tanaman hutan, pohon-pohon besar yang bisa membentuk hutan dalam ruangan, dan menambah unsur air maupun tanaman air yang bisa sesuai dengan habitatnya.

Tercatat ada ratusan jenis tanaman dan pepohonan ditampilkan miniatur hutan yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi, seperti pakis, anggrek, randu, palem, lontar, pule, pohon mahogany, pohon beringin, angsana, dan ulin.

Tanaman dan pepohonan itu dipilih melalui riset dan mencari langsung ke hutan di sekitar Jawa Barat.

Dina dan tim membutuhkan waktu satu bulan untuk persiapan hutan hujan tropis. Sedangkan untuk menata tanaman dan aneka ragam bunga memakan waktu hingga enam hari.

"Kami membuat hutan ini sealami mungkin. Di hutan ini, kami menonjolkan anggrek Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com