Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Jodoh Politik: Minggat atau Berpaling

Kompas.com - 04/09/2023, 14:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KATA minggat terkadang digunakan di dalam diskusi publik terkait kegagalan perjodohan politik Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2024.

Deklarasi Anies dengan Muhaimin Iskandar memupus harapan perjodohan politik Anies dengan AHY.

Kekecewaan memancing pihak AHY untuk mengeluarkan kata-kata yang memilki nuansa pathos (emosi) seperti minggat dan pengkhianat.

Di dalam KBBI daring, minggat didefinisikan "melarikan diri; pergi tanpa minta izin (berpamitan)". Ini adalah tindakan yang dilakukan diam-diam dengan tujuan melepaskan diri dari tanggung jawab.

Jika dilihat dari konteks politik akhir-akhir ini, kata minggat dilemparkan ke publik untuk menunjukkan tindakan meninggalkan kawan setia secara tidak etis sekaligus tindakan pengkhianatan.

Surat pribadi Anies kepada AHY dipertontonkan oleh pihak AHY untuk menuding Anies melakukan pengkhianatan.

Kata minggat adalah serapan dari Bahasa Jawa yang artinya kabur. Di dalam Bahasa Jawa, minggat adalah kata yang sangat kasar dan konotasinya negatif. Orang yang minggat adalah orang yang tidak bertanggung jawab.

Biasanya kata ini diucapkan dengan nada dan intonasi tinggi karena ada luapan emosi. Jika diucapkan sebagai kalimat perintah, maka minggat memiliki kadar kekasaran yang setara dengan "go to hell".

Pihak Anies membantah tudugan pengkhianatan. Komunikasi politik sudah dicoba dibangun dengan pihak AHY menjelang deklarasi pasangan Anies dan Muhaimin.

Menurut versi pihak Anies, ini adalah sikap etis yang coba diusahakan. Hanya saja, sikap etis ini terhalang oleh proses komunikasi yang tidak lancar.

Dengan kronologinya seperti ini, barangkali istilah berpaling mungkin lebit tepat. Istilah berpaling relatif lebih netral meskipun tetap memiliki nuansa dramatis.

Bagaimanpun juga gagalnya perjodohan adalah peristiwa dramatis. Selain itu, diksi pihak Anies cenderung menghindari kata-kata yang berbau pathos seperti "tidak boleh baper dalam politik", "menghormati pilihan Anies Baswedan yang telah diberi mandat oleh parta koalisi untuk memilih cawapres", dan "mengedepankan kalkulasi rasional dalam memilih cawapres".

Dari diksi-diksi tersebut ada kesan sugesti sifat elegan di dalam pengambilan keputusan yang tidak mudah.

Jodoh politik ibarat perkawinan, tetapi out of the box. Jika jodoh rumah tangga diawali terlebih dahulu dengan rasa sayang, maka sang calon akan dipinang.

Jodoh politik kadang-kadang terbalik alias dipinang terlebih dahulu, baru kemudian disayang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Wacana Penunjukan Gubernur DKI oleh Presiden di RUU DKJ Disebut Kemunduran Demokrasi

Wacana Penunjukan Gubernur DKI oleh Presiden di RUU DKJ Disebut Kemunduran Demokrasi

Nasional
Disentil Gibran soal Komputer SMK, Ganjar: Kelihatan Beliau Siap Debat

Disentil Gibran soal Komputer SMK, Ganjar: Kelihatan Beliau Siap Debat

Nasional
Hasbi Hasan Disebut Pengaruhi Hakim Agung Ubah Pendapat di Kasasi, Ini Kata MA

Hasbi Hasan Disebut Pengaruhi Hakim Agung Ubah Pendapat di Kasasi, Ini Kata MA

Nasional
Ganjar Puji Gibran Kreatif Tangani Peremajaan Fasilitas SMK di Solo

Ganjar Puji Gibran Kreatif Tangani Peremajaan Fasilitas SMK di Solo

Nasional
Debat Cawapres Didampingi Capres, Ganjar: Fitnah yang Mengatakan Gibran Tak Siap

Debat Cawapres Didampingi Capres, Ganjar: Fitnah yang Mengatakan Gibran Tak Siap

Nasional
Soal Bantuan Gizi Prabowo-Gibran, Dewan Pakar TKN: Pemenuhan Gizi Penting Cegah Stunting

Soal Bantuan Gizi Prabowo-Gibran, Dewan Pakar TKN: Pemenuhan Gizi Penting Cegah Stunting

Nasional
Ganjar Sambangi Pasar Loa Kulu Kukar, Ibu-ibu dan Anak-anak Berebut Atribut

Ganjar Sambangi Pasar Loa Kulu Kukar, Ibu-ibu dan Anak-anak Berebut Atribut

Nasional
Bawaslu Ungkap Penyebab Polarisasi Pemilu: Medsos, Netralitas ASN, dan Politik Identitas

Bawaslu Ungkap Penyebab Polarisasi Pemilu: Medsos, Netralitas ASN, dan Politik Identitas

Nasional
Jokowi Resmikan Gereja Katedral Keuskupan Agung Kupang yang Baru Diperbaiki

Jokowi Resmikan Gereja Katedral Keuskupan Agung Kupang yang Baru Diperbaiki

Nasional
Kuala Kencana Jadi Kota Modern Pertama di Tengah Hutan Tropis di Papua

Kuala Kencana Jadi Kota Modern Pertama di Tengah Hutan Tropis di Papua

Nasional
Tak Sepakat Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, Cak Imin: Bahaya untuk Demokrasi

Tak Sepakat Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, Cak Imin: Bahaya untuk Demokrasi

Nasional
Cak Imin Yakin Said Aqil Tetap Mendukungnya Mesti Diklaim Dukung Kubu Ganjar

Cak Imin Yakin Said Aqil Tetap Mendukungnya Mesti Diklaim Dukung Kubu Ganjar

Nasional
Tanam Pohon Cendana di Kupang, Jokowi Ingatkan soal Ancaman Kepunahan

Tanam Pohon Cendana di Kupang, Jokowi Ingatkan soal Ancaman Kepunahan

Nasional
Pengamat: Draf RUU DKJ Untungkan Oligarki

Pengamat: Draf RUU DKJ Untungkan Oligarki

Nasional
Panglima TNI Pimpin Laporan Kenaikan Pangkat 37 Perwira Tinggi, 23 di Antaranya Pecah Bintang

Panglima TNI Pimpin Laporan Kenaikan Pangkat 37 Perwira Tinggi, 23 di Antaranya Pecah Bintang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com