Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Peluang Duet Anies-Cak Imin di Pilpres: Menang atau Tumbang?

Kompas.com - 02/09/2023, 06:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, bakal berduet dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Dengan situasi politik terkini, sedikitnya akan ada tiga poros politik pada pilpres mendatang. Pertama, PDI Perjuangan yang mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon RI-1.

Pencapresan Ganjar didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dua partai politik (parpol) non Parlemen, Partai Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Hingga kini, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar belum ditentukan. Namun, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno santer dikabarkan jadi pendamping Gubernur Jawa Tengah itu.

Baca juga: Usai Dikhianati Anies, SBY Puji Cara Puan dan Prabowo Bujuk Demokrat

Poros kedua, Partai Gerindra yang menjagokan ketua umum mereka, Prabowo Subianto. Pencapresan Prabowo didukung Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai partai non Parlemen.

Prabowo juga belum mengumumkan nama cawapres. Akan tetapi, sosok Menteri BUMN Erick Thohir disebut-sebut jadi kandidat terkuat.

Poros ketiga, koalisi Nasdem dan PKB yang hendak mengusung Anies-Muhaimin. Sebelumnya, PKB berkoalisi dengan Partai Gerindra.

Sementara, di poros berbeda, Nasdem berkongsi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun sempat digadang-gadang jadi calon RI-2.

Setelah Anies menggandeng Muhaimin jadi cawapres, Partai Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Sementara, PKS belum menentukan sikap.

Lantas, bagaimana peluang Anies-Muhaimin pada pilpres mendatang? Mungkinkah keduanya meraih kemenangan?

Baca juga: Anies-Cak Imin Duet, Peluang Erick Thohir dan Gibran Jadi Cawapres Prabowo Terbuka Lebar

Menang atau tumbang?

Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, menilai, sulit buat Anies-Muhaimin memenangkan Pemilu Presiden 2024.

Elektabilitas Muhaimin yang rendah dinilai tak mampu mendongkrak angka elektoral Anies yang masih kalah jauh dibandingkan dua bakal capres pesaingnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

“Tidak ada nilai elektoral yang akan diambil Anies jika berpasangan dengan Cak Imin selain berharap ‘berkah’ dari kendaraan politik yang bernama PKB,” kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (1/3/2023).

Memang, menurut survei sejumlah lembaga, di bawah kepemimpinan Muhaimin, PKB mengantongi elektabilitas tinggi, bersaing dengan Partai Golkar dan Partai Nasdem.

PKB juga dekat dengan pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang mayoritas tersebar di Jawa Timur, wilayah yang belum dikuasai Anies.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com