Menurut Sekjen Partai Demokrat sekaligus Anggota Tim 8, Teuku Rifky Harsya, sebelumnya Anies sudah mengusulkan kepada para partai politik anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) supaya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih menjadi bakal cawapres.
Baca juga: SBY: Berkali-kali Anies Datang dengan Kata-kata Baiknya, Sekarang Kok Jadi Begini?
Bahkan menurut Rifky, Anies sampai menulis surat kepada AHY pada 25 Agustus 2023 lalu yang isinya meminta supaya AHY mau menjadi bakal cawapresnya.
Akan tetapi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh disebut secara sepihak menetapkan Muhaimin sebagai bakal cawapres Anies, di Nasdem Tower pada 29 Agustus 2023 lalu.
Keputusan itu, kata Rifky, diambil Surya Paloh tanpa memberitahu Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota KPP.
Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demorkat Herzaky Mahendra Putra, Partai Demokrat sudah mencium gelagat bakal terjadi manuver politik itu beberapa pekan lalu.
Baca juga: Usai Dikhianati Anies, SBY Puji Cara Puan dan Prabowo Bujuk Demokrat
Alhasil, hal itu terungkap pada pekan ini ketika Nasdem dan PKB sepakat membentuk koalisi dengan mengusung bakal capres dan bakal cawapres Anies-Muhaimin.
Partai Demokrat pun menyatakan mencabut mandat bakal capres dari Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan. Namun, mereka belum mengungkap siapa yang akan didukung sebagai capres di kemudian hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.