Sebagai keluarga besar, sebut Tony, PTFI berkewajiban meningkatkan dan menjaga kepedulian satu sama lain.
Baca juga: 6 Tokoh Kebangkitan Nasional, Salah Satunya Ki Hajar Dewantara
Tony mengaku, dirinya juga menerapkan semboyan dari Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Artinya, ia sebagai pemimpin harus bisa memberi contoh saat di depan dan bisa mendampingi saat di tengah. Begitu juga saat di belakang bisa menjadi penyemangat para karyawan.
Pada kesempatan tersebut, Tony menjelaskan, pihaknya berfokus pada produksi konsentrat tembaga yang menghasilkan katoda tembaga.
Oleh karena itu, PTFI saat ini tengah menggenjot penyelesaian proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga terbarunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik, Jawa Timur (Jatim).
Baca juga: Begini Regulasi Keamanan Kerja Smelter Nikel dan Implementasinya di PT GNI
Tony menargetkan smelter tersebut bisa mulai beroperasi pada Mei 2024.
Dengan beroperasinya smelter di KEK JIIPE Gresik diharapkan bisa berkontribusi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, terutama mendorong pengembangan industri hilir lainnya.
Seperti diketahui, proyek smelter tersebut merupakan kontribusi PTFI dalam hilirisasi pertambangan. Hal ini sesuai dengan fokus Pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi.
“Harapannya adalah perlunya di-improve kemudahan berinvestasi di Indonesia. As a doing business kita perlu tingkatkan lagi supaya kita bisa bersaing dengan negara lain,” ucap Tony.
Ia menyebut bahwa peringkat investasi Indonesia sudah cukup baik karena berada di ranking ke-73 di dunia.
Baca juga: Tahun Politik, Bahlil Yakin Target Investasi Rp 1.400 Triliun Tercapai
Meski demikian, ia berharap peringkat tersebut bisa lebih ditingkatkan agar bisa mengungguli negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand.
Apalagi, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah menaikkan target realisasi investasi menjadi Rp 1.400 triliun pada 2023.
“Saya kebetulan di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebagai Ketua Umum (Ketum) Bidang Investasi, jadi saya dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) saling bersama mempromosikan Indonesia di luar negeri,” tutur Tony.
Menurutnya, foreign direct investment (FDI) sangat perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, kata Tony, domestic investment juga penting meski FDI tetap menjadi fokus utama untuk pemasukan tambahan.
Baca juga: Anies Ingin Pemerintah Tak Ragu Investasi di Bidang Pendidikan
Sebagai informasi, PTFI sejak 1974 telah melakukan perjanjian dengan masyarakat sekitar untuk tumbuh bersama-sama.
“Kepedulian terhadap masyarakat ini sudah ada sejak berdirinya Freeport Indonesia. Saya meyakini bahwa, di manapun saya berada harus memberi nilai tambah bagi masyarakat,” imbuh Tony.
Oleh karenanya, lanjut dia, sebagai pemimpin PTFI dirinya wajib meningkatkan nilai kepedulian terhadap masyarakat meski nilai tersebut sudah tinggi.
Sebab, menurut Tony, tidak ada perusahaan yang bisa berhasil di tengah lingkungan yang gagal. Untuk itu, ia berupaya meningkatkan berbagai program kemasyarakatan agar bermanfaat bagi sekitar.
Baca juga: Pembimbing Kemasyarakatan Usul Ada Ruang Khusus Pendampingan Anak di Kantor Polisi
“Begitu pula dalam perencanaan bisnis harus memasukkan faktor-faktor unsur kemasyarakatan. Misal mau bikin pabrik, ini harus jelas dulu apakah masyarakat merasa diuntungkan. Tidak bisa kita bangun pabrik cuma bermanfaat untuk perusahaan sendiri,” jelasnya.