Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Survei Litbang Kompas 47,9 Persen Pertimbangkan Capres Rekomendasi Jokowi, Hamdi Muluk: Endorsement-nya Belum Eksplisit

Kompas.com - 25/08/2023, 17:32 WIB
Regi Pratasyah Vasudewa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan 47,9 persen responden masih menyatakan pikir-pikir pada sosok calon yang direkomendasikan Presiden Joko Widodo.

Melihat ini, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menyatakan, kelompok responden ini belum mendapatkan sinyal politik yang jelas dari rekomendasi Jokowi.

Lagipula, ia melanjutkan, Jokowi memang belum menunjukkan secara terang siapa capres yang ia pilih. Kendati dari banyak pemberitaan, Jokowi tampak meng-endorse Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"Masalahnya dari sinyal politik Jokowi dia tidak menunjukkan endorsement-nya secara eksplisit dari penyataan dan gerak geriknya ke salah satu kandidat," kata Hamdi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: 32 Persen Responden Tak Akan Pilih Capres yang Di-“endorse” Jokowi

Lebih lanjut, Hamdi menilai bahwa 47,9 persen itu akan cenderung mendukung bakal capres yang melanjutkan program Jokowi.

Ia tidak melihat ada kecenderungan responden dari kelompok ini untuk mendukung Anies Baswedan yang selama ini menggaungkan visi perubahan.

"Tentu tidak mungkin 47,9 persen yang akan memilih berdasarkan ke mana Jokowi mendukung mereka akan berlabuh ke Anies. Tidak mungkin," ucapnya.

Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas pada 27 Juli - Agustus 2023 menunjukkan 47,9 persen responden masih menggantungkan bakal capres yang direkomendasikan oleh Jokowi.

Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: Capres Lanjutkan Pembangunan Lebih Diapresiasi ketimbang yang Di-endorse Jokowi

"Teridentifikasi pula ada sekitar separuh bagian responden (47,9 persen) yang masih mempertimbangkan, menyatakan pikir-pikir, dan menggantungkan putusan pada kualitas sosok calon yang direkomendasikan," tulis Litbang Kompas, Rabu (23/8/2023).

Kendati demikian, survei ini mencatat bahwa proporsi publik yang akan menentukan pilihan capres sesuai rekomendasi Jokowi justru bertambah.

Berdasarkan survei, proporsi responden yang memilih capres sesuai rekomendasi Jokowi perlahan-lahan bertambah sejak Juni 2022 hingga Agustus 2023.

Pada survei edisi Juni 2022, angkanya 14,6 persen. Lalu, perlahan naik ke 15,1 persen pada Oktober 2022. Kemudian, menjadi 15,2 persen pada Januari 2023; serta sebanyak 16,3 persen pada Mei 2023; dan 18,1 persen pada Agustus 2023.

 

"Saat ini, terbilang 18,1 persen responden yang memastikan bakal memilih sosok ataupun calon presiden yang direkomendasikan oleh Presiden Jokowi," tulis Litbang Kompas.

Sementara itu, hampir sepertiga bagian atau 32,6 persen menyatakan pasti tidak akan memilih siapa pun calon yang direkomendasikan Jokowi.

Mengindikasikan 2 hal

 

Menurut Litbang Kompas, proporsi pemilih yang mengikuti rekomendasi Jokowi soal pencapresan mengindikasikan dua hal. 

Pertama, hal itu ada kaitannya dengan keinginan masyarakat agar presiden berikutnya melanjutkan program kerja dan pencapaian pemerintahan Jokowi.

"Hasil survei mengungkapkan, siapa pun sosok calon presiden yang bersaing dalam pemilu kali ini, mereka akan lebih banyak mendapat insentif elektoral jika keberlanjutan program kerja kabinet pemerintahan Jokowi menjadi pilihan program kerja," tulis Litbang Kompas.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Hampir Separuh Responden Pikir-pikir untuk Pilih Capres yang Direkomendasikan Jokowi

Kedua, hal itu menandakan semakin kuatnya daya tawar Jokowi yang bakal berpengaruh terhadap potensi elektabilitas masing-masing bakal calon presiden.

Survei melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus 2023 dan melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.

Tingkat kepercayaan survei 95 persen, serta margin of error penelitian lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com