Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUP Persahabatan: Ada Peningkatan Kunjungan 20-30 Persen karena ISPA dan Pneumonia Tahun Ini

Kompas.com - 23/08/2023, 15:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengungkapkan, terjadi peningkatan kunjungan rumah sakit terkait dengan penyakit infeksi saluran pernapasaan akut (ISPA) dan pneumonia pada tahun ini.

Agus mengatakan, jumlah kunjungan ke poli ISPA maupun pneumonia meningkat 20-30 persen pada Maret-Juli 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"ISPA dan pneumonia kita sudah buka data di RSUP Persahabatan. Untuk periode Maret-Juli dibandingkan Maret-Juli 2022 itu ada peningkatan sekitar 20-30 persen kunjungan kita di poli ISPA maupun pneumonia," kata Agus dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Adapun peningkatan kunjungan tersebut bersamaan dengan fenomena memburuknya kualitas udara atau polusi udara di Jakarta.

Baca juga: Terpapar Polusi Udara Terus-menerus Berpotensi Sebabkan Resistensi Antibiotik

Hanya saja, Agus mengatakan, pihaknya belum meneliti lebih jauh apakah peningkatan kunjungan berkorelasi positif dengan polutan di wilayah Jakarta Timur.

"Jadi, kalau ditanya apakah ada peningkatan, ada. Dibanding periode yang sama di tahun yang lalu," ujarnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Feni Fitriani Taufik mengatakan, paparan polusi udara secara terus-menerus berpotensi menyebabkan resistensi antibiotik dan jutaan kematian di seluruh dunia.

Sebab, bakteri resisten antibiotik ini bisa diangkut melalui polutan PM 2.5 yang dibawa melalui udara.

Penelitian lainnya menyebutkan bahwa pajanan PM 2.5 secara terus-menerus memiliki korelasi dengan pneumonia yang menyerang anak-anak. Jenis organismenya adalah mycoplasma pneumoniae.

Baca juga: Polusi Udara Jakarta, Kemenperin Sebut Sektor Industri Sudah Patuhi Aturan

Penelitian di Hong Kong pada Januari 2011 hingga Desember 2012 juga menemukan bahwa setiap peningkatan kadar PM 2.5 sebesar 10 mikrogram/m3, maka berkorelasi dengan peningkatan rawat inap karena pneumonia sebesar 3,3 persen.

"Pada penelitian lain, peningkatan kadar PM 2.5 sebesar 10 mikrogram/m3 berhubungan dengan makin besarnya rasio untuk mengidap infeksi pernapasan akut. Infeksi saluran pernapasan juga meningkat dalam 1 minggu dengan peningkatan PM 2.5," kata Feni.

Sebagai informasi, polusi udara di Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat. Demikian pula di kota lainnya, seperti Tangerang Selatan, Mempawah di Kalimantan Barat, Serang di Banten, dan Banjar Baru di Kalimantan Selatan.

Kondisi ini dapat menimbulkan dampak kesehatan pada masyarakat.

Baca juga: BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca Turunkan Hujan untuk Bilas Polusi Udara Jakarta

Badan kesehatan dunia atau WHO mencatat saat ini, 90 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas udara yang kumuh.

Menurut WHO, setiap tahun ada tujuh juta kematian, dan dua juta di antaranya di Asia Tenggara berhubungan dengan polusi udara di luar dan dalam ruangan.

Polusi udara berkaitan erat dengan penyakit paru dan pernapasan, serta infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, serta penyakit jantung dan stroke.

Menurut data WHO juga, polusi udara di seluruh dunia berkontribusi 25 persen pada seluruh penyakit dan kematian akibat kanker paru; 17 persen seluruh penyakit dan kematian akibat ISPA; 16 persen seluruh kematian akibat stroke; 15 persen seluruh kematian akibat penyakit jantung sistemik; dan delapan persen seluruh penyakit dan kematian PPOK.

Baca juga: Jenis Masker yang Aman Dipakai untuk Hadapi Polusi Udara Jakarta Menurut Kemenkes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jaksa yang Menangani Kasus Ferdy Sambo Cs Meninggal Dunia

Jaksa yang Menangani Kasus Ferdy Sambo Cs Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com