Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diultimatum PDI-P Setelah Deklarasi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Tolak Mundur

Kompas.com - 21/08/2023, 16:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko mengaku enggan mundur sebagai kader PDI-P karena mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto ketimbang Ganjar Pranowo.

Hal ini ditegaskan saat ditanya opsi mengundurkan diri yang disampaikan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu.

"Untuk mundur saya? Enggak ya. Bagi saya, kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan, tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya," kata Budiman saat dihubungi, Senin (21/8/2023).

Lalu, ia membeberkan alasan mendukung Prabowo karena teringat ceramah dan pandangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri terkait kriteria seorang pemimpin.

Baca juga: Malu Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo, Ketum Repdem: Kader Kaleng-kaleng Lebih Baik Mundur

Salah satu kriteria itu adalah memiliki pandangan-pandangan strategis untuk masa depan bangsa.

"Nah, saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari tiga tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ungkap Budiman.

Kendati begitu, bukan berarti Budiman menganggap Ganjar yang didukung PDI-P itu buruk sebagai bacapres.

Sosok Gubernur Jawa Tengah itu diakuinya tetap memiliki keunggulan dari segi gaya kepemimpinan tersendiri.

Baca juga: Ultimatum PDI-P ke Budiman Sudjatmiko Imbas Dukung Prabowo, Mundur atau Dipecat

Budiman menegaskan bahwa apa yang menjadi pandangannya itu mesti disampaikan sebelum DPP PDI-P memutuskan status keanggotannya.

"Menurut saya, saya sih sebenarnya mencoba menafsirkan apa yang menjadi harapan dan cita-cita dari Ibu Ketua Umum untuk pilpres, kepemimpinan Indonesia ke depan," ujar dia.

"Jadi saya pikir, ya itu langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional. Dan karena itu, saya siap mempertanggungjawabkannya," ungkap dia.

Budiman mengaku siap dipecat dari partai jika pada akhirnya argumentasi itu tetap dianggap salah secara administratif dan organisasi.

Namun, ia menegaskan, ideologi yang dipegangnya tetap sama dengan PDI-P.

"Jadi, kalau saya dipecat, ya paling banter ya itu hanya akan menghapus status administratif saya sebagai anggota PDI Perjuangan. Tapi ideologis saya sama," ucap mantan aktivis itu.

Perlu diketahui, rencananya DPP PDI-P akan mengumumkan nasib Budiman di partai, pada hari ini di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, sejak pengumuman disebut akan dilakukan pukul 11.00 WIB, tidak ada satu pun keterangan dari DPP di kantor pusat partai banteng moncong putih itu.

Pada akhirnya, awak media yang sudah menunggu di depan gedung kantor itu dipersilakan membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Surati Kemensetneg, Anak Korban Penculikan Aktivis 1997 Ingin Bertemu Jokowi

Hingga kini, belum ada konfirmasi lebih lanjut dari DPP PDI-P soal mengapa tidak jadi mengumumkan status Budiman Sudjatmiko.

Adapun Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto sebelumnya mengatakan bahwa atas dukungan terhadap Prabowo, Budiman Sudjatmiko memiliki pilihan mengundurkan diri atau dipecat.

"Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Hasto dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

Hasto memastikan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas guna merespons langkah politik Budiman yang justru mendukung Prabowo Subianto, bukannya Ganjar Pranowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com