Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPA Anggap Pidato Jokowi soal Hilirisasi Pangan untuk Korporasi, Bukan Petani

Kompas.com - 18/08/2023, 15:21 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menilai pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hilirisasi di bidang pertanian bukan ditujukan untuk petani, melainkan korporasi.

Dia menilai hilirisasi yang dimaksudkan dalam Indonesia Emas yaitu memperkuat peran perusahaan-perusahaan skala besar berbasiskan agraria dan sumber daya alam.

"Bukan hilirisasi pada penguatan peran petani, peran masyarakat adat, peran nelayan, sebagai produsen pangan dan penghasil bumi yang utama," kata Dewi dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Pidato Jokowi tentang Hilirisasi Nikel, Walhi: Tak Peduli Krisis Iklim

Penialaian tersebut bukan tanpa sebab. Dewi mengatakan, pidato Jokowi juga menyebutkan bagaimana mempermudah perizinan yang tak lain untuk perusahaan besar.

Selain itu, hilirasi yang berorientasi pada perusahaan juga terlihat pada Undang-Undang Cipta Kerja yang memberikan posisi setara pangan lokal dengan pangan impor di Indonesia.

"Di UU Pangan, sebelum direvisi oleh UU Cipta Kerja, itu pangan punya syarat. Indonesia hanya bisa impor pangan apabila stok pangan tidak mencukupi atau kita mengalami krisis pangan," kata dia.

"Tetapi kita mencatat ketika stok pangan beras itu mencukupi bahkan jika mengalami surplus, kita masih tetap melakukan impor pangan," sambung Dewi.

Baca juga: Ketua MPR Tekankan Pentingnya Penerapan Ekonomi Sirkular untuk Dukung Hilirisasi

Di sisi lain, petani dan perkebunan yang sering melibatkan masyarakat adat masih seringkali mendapat kriminalisasi.

Penggunaan aparat TNI dalam proses pertanian juga dinilai menjurus pada pembukaan perusahaan-perusahaan pertanian.

Kebijakan food estate salah satunya, yang dinilai menormalisasi aktivitas TNI di sektor tersebut.

"Jadi orientasi hilirisasi yang didorong justru berdasarkan korporasi bukan hilirisasi transformasi peran-peran berbasiskan korporasi, bukan transformasi, berdasarkan ekonomi kerakyatan. Jadi itulah definisi hilirisasi yang ditekankan oleh Presiden sebagai peluang kita menuju Indonesia Maju dan Indonesia Emas," pungkas Dewi.

Baca juga: Jokowi soal Hilirisasi: RI Tidak Boleh Jadi Bangsa Pemalas

Sebelumnya Jokowi menyinggung kebijakan hilirisasi dalam pidato kenegaraan sidang tahunan MPR, DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Jokowi menyinggung soal ketahanan pangan, hilirisasi dan program food estate.

Pemerintah disebut menyiapkan dana lebih dari Rp 108 triliun untuk melakukan transformasi di bidang tersebut.

Jokowi mengatakan, dana tersebut akan diprioritaskan untuk sejumlah program, seperti, peningkatan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan; peningkatan produksi pangan domestik; penguatan kelembagaan petani; dan dukungan pembiayaan serta perlindungan usaha tani.

Baca juga: Jokowi Klaim Hilirisasi Nikel Buka Peluang Lapangan Kerja Besar, Kini Ada 43 Pabrik

Dengan aloksi dana tersebut, pemerintah juga akan melanjutkan proyek food estate atau lumbung pangan.

“Percepatan pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur pangan, pengembangan kawasan food estate, serta penguatan cadangan pangan nasional,” ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com