Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Merdeka dari Korupsi

Kompas.com - 18/08/2023, 15:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Patrimonialisme inilah yang selalu menghambat tata kelola birokrasi dan politik kita menjadi rasional dan modern.

Sebaliknya, tata kelola birokrasi kita selalu menghadirkan hubungan antara atasan-bawah yang sifatnya personal-hirarkis, tidak membedakan milik publik dan pribadi, loyalitas buta pada hirarki, dan perekrutan berbasiskan hubungan keluarga dan perkoncoan.

Kedua, korupsi juga berkelindan dengan struktur ekonomi kita yang bertumpu pada model ekstraktivisme. Esensi ekstraktivisme adalah model ekonomi yang berbasiskan pada eksploitasi sumber daya alam dan ekspor bahan mentah ke pasar dunia (Eduardo Gudynas, 2015).

Karena hanya berjualan bahan mentah, tak ada nilai tambah, model ekonomi ekstraktivisme membutuhkan intervensi politik untuk meminimalkan biaya operasional dan memaksimalkan keuntungan, mulai dari perizinan, pembebasan lahan, pengamanan saat beroperasi, insentif, keringanan pajak, kemudahan ekspor, dan lain-lain. Itu yang menyebabkan sektor ini sangat dekat dengan ekonomi rente dan kapitalisme kroni.

Ketiga, menguatnya fenomena oligarki akibat konsentrasi kekayaan di tangan segelintir orang di satu sisi dan menguatnya politik uang di sisi lain.

Akibatnya, politik semakin terdominasi oleh orang super-kaya. Mereka kemudian menggunakan politik sekadar untuk mengamankan dan menumpuk kekayaan.

Mereka mendominasi DPR dan pemerintahan. Yang terjadi, mereka membajak kebijakan politik kepentingan pribadi.

Yang terjadi bukan lagi korupsi berskala kecil dan terisolir pada individu, melainkan fenomena “state capture corruption”, yakni bentuk korupsi sistemis di mana kebijakan publik cenderung diarahkan untuk memenuhi kepentingan pribadi dari sebagian kecil anggota masyarakat.

Indikasi ini sangat kuat terbaca dalam kasus revisi UU KPK, revisi UU Minerba, dan pengesahan UU Cipta Kerja.

Perang melawan korupsi

Korupsi harus diperangi habis-habisan. Selain karena berdampak negatif, seperti menjauhkan sumber daya dari kepentingan publik, memperparah ketimpangan, menggerogoti anggaran negara (APBN/APBD), ekonomi biaya tinggi, dan merusak institusi politik, korupsi juga merupakan warisan kolonialisme. Tanpa melikuidasi korupsi, tak ada kemerdekaan 100 persen.

Pertama, kita harus tetap memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Memperkuat KPK berarti memastikan KPK sebagai lembaga yang independen dan terbebas dari kekuasaan mana pun.

Mengingat bahwa korupsi sudah meluas hingga struktur politik terbawah, perlu mempertimbangkan untuk memperluas KPK hingga tingkat kabupaten/kota.

Kedua, perlu mengikis penyakit patrimonialisme dalam politik dengan mendorong demokratisasi di tubuh partai, pembatasan masa jabatan ketua umum partai, dan transparasi keuangan partai.

Ketiga, mendukung agenda hilirasi ekonomi untuk membongkar model ekonomi ekstraktif. Hilirisasi akan menggeser budaya ekonomi dari “petik-jual, tebang-jual, keruk-jual” menjadi ekonomi produktif berbasis teknologi dan SDM. Ekonomi yang memberi keuntungan dari penciptaan nilai tambah, bukan karena rente.

Keempat, berhadap-hadapan dengan kondisi “state-captured” dan ketiadaan oposisi ideologis di parlemen, sulit berharap pada “check and balance” untuk mempersempit ruang korupsi.

Satu-satunya tumpuan terbesar untuk memerangi korupsi adalah masyarakat sipil yang terorganisir.

Partisipasi masyarakat sipil dalam memerangi korupsi punya medan yang luas. Mulai dari kampanye luas untuk tidak memilih politisi korup dalam Pemilu/Pilkada, memperluas kanal pengaduan praktik korupsi, hingga mendorong konsep penganggaran partipatoris (participatory budgeting) dalam penyusunan anggaran pembangunan, terutama di tingkat kota/kabupaten hingga desa/kelurahan.

Akhir kata, dirgahayu Republik Indonesia. Semoga Indonesia lekas merdeka dari korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com