Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Singgung Copras-capres dalam Pidato Kenegaraan, dari "Pak Lurah" hingga Lari Maraton

Kompas.com - 17/08/2023, 06:10 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Jokowi menyebutkan, foto-foto yang dipajang itu pun bukan fotonya sendiri, tetapi didampingi oleh tokoh yang digadang-gadang bakal maju jadi calon presiden.

Kendati demikian, Jokowi hanya memberi respons santai mengenai fotonya yang 'dicatut' tersebut.

"Tapi, bukan foto saya sendirian, ada yang di sebelahnya bareng capres. Ya saya kira menurut saya juga enggak apa-apa, boleh-boleh saja," kata Jokowi.

3. Lari maraton

Dalam pidatonya, Jokowi juga banyak berbicara soal pencapaian program dan pencapaian yang diperoleh pemerintah di bawah kepemimpinannya selama 9 tahun terakhir.

Ia lantas menegaskan bahwa kepemimpinan ke depan merupakan faktor penting dalam menentukan masa depan Indonesia.

"Ini bukan tentang siapa yang jadi presidennya, bukan, bukan itu, bukan itu. Tapi, apakah sanggup atau tidak, untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah dimulai saat ini," kata Jokowi.

Jokowi menyatakan, masa depan Indonesia akan bergantung apa keberanian maupun konsistensi pemimpin berikutnya untuk melanjutkan apa yang telah ia kerjakan selama ini.

"Karena yang dibutuhkan itu adalah nafas yang panjang, karena kita tidak sedang jalan-jalan sore. Kita juga tidak sedang lari sprint, tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari maraton untuk mencapai Indonesia Emas," ujar dia.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Presiden Joko Widodo tentang RAPBN 2024 dan Nota Keuangannya

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun mengingatkan bahwa tantangan ke depan tidaklah mudah sehingga dalam membuat kebijakan pun akan semakin sulit.

Jokowi menyebutkan, diperlukan keberanian dan kepercayaan bagi seorang pemimpin agar dapat mengambil keputusan yang sulit dan tidak popiler.

"Oleh sebab itu, menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia," kata dia.

Apa maknanya?

Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menilai ada makna di balik pernyataan-pernyataan Jokowi dalam pidatonya kemarin.

Menurut Aditya, pernyataan Jokowi soal "Pak Lurah" bisa dimaknai bahwa ia tidak punya wewenang dalam pencalonan pada Pilpres 2024.

Namun, di sisi lain, Aditya juga menilai bahwa Jokowi menyampaikan harapan dan keinginannya terhadap kepemimpinan politik yang akan datang berkaca dari pernyataan Jokowi soal 'lari maraton'.

Baca juga: Bicara Soal Pemilu di Hadapan Jokowi Saat Sidang DPR, Puan: Ojo Pedhot Oyot

"Dua hal ini terlihat ada kaitannya dalam informal politics, bahwa tentu Pak Jokowi akan melakukan langkah-langka yang dianggap penting untuk menempatkan harapannya dapat terwujud di kepemimpinan politik berikutnya," ujar Aditya.

Dosen Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia ini pun menilai pernyataan itu menunjukkan endorsement politik dari Jokowi punya pengaruh kuat di mata elite dan publik.

Aditya melanjutkan, pernyataan Jokowi soal pentingnya kepercayaan publik juga menyiratkan sebuah pesan dari kepala negara kepada para calon penerusnya kelak.

"Dugaan saya ini pesan Pak Jokowi kepada capres yang akan bertarung nanti bahwa kepercayaan publik perlu dijaga dengan baik seperti yang ia lakukan dalam masa pemerintahan 10 tahun ini," kata Aditya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com