NO mengeklaim tindakan tersebut merupakan bentuk pembinaan terhadap siswa. Apalagi, ia mendapat banyak keluhan dari orangtua terkait perilaku siswa terhadap sesama teman di asrama tersebut.
"Pembinaan seperti ini baru, karena ada tuntutan dari orangtua soal anak-anak mereka yang kecolongan, lemarinya dibongkar. Maka tuntutannya, secepatnya pelaku diketahui," ujar NO dalam keterangannya, Senin (7/8/2023).
NO juga mengatakan bahwa tindakan tersebut untuk menguji kejujuran dan keterbukaan diri dari siswa.
Bahkan, ia pernah mencoba memberikan sanksi lain kepada para siswa, tetapi tak satu pun yang mengakuinya.
NO mengaku tidak pernah membayangkan jika salah satu siswanya mengalami bengkak di bagian tangan.
Ia kaget saat orangtua korban datang menemuinya. NO menyampaikan permohonan maaf dan mengaku salah atas tindakannya itu.
"Saya punya niat (minta maaf). Ada rasa bersalah, apa yang saya buat itu saya bersalah. Media yang saya gunakan itu salah," kata dia.
Ia juga menambahkan akan siap mengikuti semua proses hukum sesuai aturan yang berlaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.