Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Bripda IDF: Kepemilikan Senjata hingga Pelaku Penembakan Sempat Minum Alkohol

Kompas.com - 28/07/2023, 16:29 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusutan kasus kematian anggota Densus 88 Antiteror (AT) Polri Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF) yang tewas diduga terkena tembakan rekannya sesama anggota Polri masih terus berlanjut.

Bripda IDF meregang nyawa setelah terkena timah panas pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB di kawasan Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor.

Kejadian ini diduga akibat kelalaian rekan Bripda IDF sesama polisi. Buntutnya, dua orang anggota kepolisian pun dianggap bertanggung jawab atas kasus ini.

Berikut kabar terkini mengenai kasus kematian Bripda IDF.

Baca juga: Bripda IDF Tewas Ditembak, Dua Polisi Ditangkap dan Kasusnya Ditangani Polres Bogor

Kronologi

Dugaan awal Polri, penembakan terhadap Bripda IDF terjadi karena kelalaian terduga pelaku. Bahwa ketika hendak mengeluarkan pistol dari dalam tas, senjata tersebut meletus dan mengenai Bripda IDF hingga menyebabkan kematian.

"Yang terjadi adalah kelalaian anggota pada saat mengeluarkan senjata dari tas kemudian meletus dan mengenai rekannya yang berada di depannya," kata Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Aswin menjelaskan, insiden bermula ketika Bripda IMS mengajak Bripda A berkunjung dan bertemu di salah satu flat Rutan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023) pukul 22.35 WIB.

“Pada pukul 01.38 WIB, mereka berkumpul di kamar flat Rutan Cikeas bersama Bripda IMS, Bripda IDF, Bripda A, dan Bripda Y,” katanya.

Baca juga: Bripda IDF Tewas Ditembak Senior di Bogor, Polri: Anggota Lalai Saat Keluarkan Senjata

Selanjutnya, pada pukul 01.42 WIB, Bripda IMS mengeluarkan senjata api dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada Bripda IDF.

“Tiba-tiba senjata itu meletus dan mengenai bagian leher Bripda IDF,” ujar Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi (Kabagrenmin) Densus 88 AT Polri itu.

Setelah Bripda IDF tertembak, ia langsung dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun demikian, IDF langsung dinyatakan meninggal dunia pada saat tiba di rumah sakit.

“Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati oleh saksi dan penghuni flat Cikeas yang lain,” ujarnya.

Bukan senjata IMS

Aswin pun menyebut, senjata api yang menewaskan Bripda IDF itu adalah milik Bripka IG. Senjata itu dititipkan IG kepada Bripda IMS.

Saat senjata tersebut diletuskan oleh Bripda IMS, kata Aswin, IG tidak berada di lokasi.

"IG sebagai pemilik tidak berada di tempat waktu kejadian," ujarnya.

Baca juga: Densus 88 Jelaskan Kronologi Tewasnya Bripda IDF yang Ditembak Rekan Sesama Polisi

Menurut Aswin, pelaku dalam kasus ini adalah IMS. Ia dan Bripda IDF bertugas sebagai anggota Sub-Bagian Tahanan dan Barang Bukti (Subbagtahti) Bagian Operasional (Bagops) Densus 88 AT Polri.

Sempat minum alkohol

Aswin mengatakan, Bripda IMS sempat minum alkohol sebelum menembakkan senjata ke Bripda IDF. Temuan ini berdasarkan penyidikan awal yang dilakukan kepolisian.

"Dari fakta-fakta yang telah diperoleh penyidik, IMS memang mengkonsumsi alkohol sebelum atau pada saat terjadinya peristiwa itu," kata Aswin saat dikonfirmasi, Jumat (28/7/2023).

Patsus

Atas kejadian ini, polisi telah menangkap Bripda IMS dan Bripka IG. Kedua polisi itu juga sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

“Terhadap tersangka yaitu Saudara Bripda IMS dan Saudara Bripka IG telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut,” kata kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Rabu (26/7/2023).

Ramadhan menyebutkan, satu dari dua tersangka penembakan Bripda IDF kini menjalani hukuman penempatan khusus (patsus).

"Yang jelas salah satu tersangka telah diamankan, dan satu tersangka dipatsus," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/7/2023).

Menurut Ramadhan, pengusutan pidana atas kasus tewasnya Bripda IDF ditangani Polres Bogor. Sementara itu, dugaan pelanggaran etik dalam peristiwa ini akan diusut oleh Tim Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.

"Kalau etiknya ada di Propam (Mabes Polri), karena Densus itu kan satker (satuan kerja) di bawah mabes," ucapnya.

Satu luka tembak

Jenazah Bripda IDF pun telah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Berdasar hasil otopsi, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Hariyanto mengatakan, ada satu luka tembak di tubuh jenazah Bripda IDF.

"Ada luka tembak satu saja," kata Brigjen Hariyanto saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Setahun Kasus Ferdy Sambo, Insiden Polisi Tembak Polisi Kembali Terjadi

Hariyanto membenarkan rekaman video yang beredar di media sosial, bahwa luka tembak terletak di bagian kepala Bripda Ignatius.

"Di video itu kan benar, di bagian belakang telinga kanan sampai belakang telinga kiri," jelasnya.

Saat ini, jenazah Bripda IDF telah dipulangkan ke pihak keluarga di Pontianak, Kalimantan Barat.

(Penulis: Rahel Narda Chaterine | Editor: Dani Prabowo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com