JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Keamanan Laut (Bakamla) melaporkan penangkapan sebuah kapal super tanker berbendera Iran, MT Arman 114, kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Kapal super tanker itu ditangkap Bakamla karena melakukan aktivitas ilegal di Laut Natuna Utara, yang masuk wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Dari dunia politik Tanah Air dilaporkan, hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkap elektabilitas Partai Gerindra terus menguat seiring dengan elektabilitas Prabowo Subianto.
Akan tetapi, elektabilitas Partai Golkar justru terus melorot pada 2023.
Baca juga: Dibantu Malaysia, Bakamla Tangkap Kapal Super Tanker Berbendera Iran
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya Aan Kurnia menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, pada Senin (24/7/2023).
Pantauan di lokasi, Aan keluar ruangan menuju mobil, sekitar pukul 10.28 WIB. Dalam pertemuan itu, Aan mengaku membahas soal penangkapan satu kapal super tanker berbendera Iran, MT Arman 114, yang dilakukan Bakamla pada 7 Juli lalu.
“Masih diproses. Sudah kami laporkan juga ke beliau,” kata Aan. Aan menyebutkan arahan Mahfud bahwa kasus itu segera diselesaikan.
“Jadi jangan melecehkan kedaulatan di perairan kita,” ujar Aan.
Baca juga: Akal-akalan Tanker Iran, Bakamla: Sinyal di Laut Merah tapi Posisi di Natuna Utara
Aan kemudian bergegas keluar dari kompleks Kantor Kemenko Polhukam.
Diketahui, Bakamla RI menangkap satu kapal super tanker berbendera Iran, MT Arman 114, pada Jumat (7/7/2023).
Aan mengatakan, kapal super tanker itu melakukan aktivitas ilegal di Laut Natura Utara, yang masuk wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Aktivitas ilegal itu transhipment atau pemindahan muatan dari satu kapal ke kapal lain dengan kapal berbendera Kamerun, MT STinos, yang kabur, membuang limbah, dan melakukan pengelabuan automatic identification system (AIS).
Kemudian, kapal patroli Bakamla, KN Pulau Marore-322 mengejar usai mendapati adanya aktivitas ilegal tersebut.
Baca juga: Iran Bantah Minyak di Kapal Tanker yang Disita Indonesia Milik Mereka
“Karena tidak mau berhenti, kami tetap melaksanakan sesuai aturan. Jadi, kami ada tahap prosedur aturan untuk menghentikan kapal, mulai dari komunikasi, kemudian agak keras bicaranya, kemudian melakukan tembakan peringatan itu sudah kami laksanakan," kata Aan saat konferensi pers di Kantor Bakamla, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).
"Tembak ke udara, ke depan, ke haluan, buritan kapal, dia tetap tidak mau berhenti," ujar Aan lagi.
Kapal MT Arman 114 kemudian kabur ke wilayah ZEE Malaysia. Sementara kapal MT STinos kabur arah utara. Bakamla pun fokus mengejar MT Arman.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara Bakamla dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), KN Pulau Marore 322 diizinkan melakukan hot pursuit atau masuk oleh APMM ke ZEE Malaysia.
Baca juga: Indonesia Sita Kapal Tanker Berbendera Iran, Diduga Transfer Ilegal Minyak Mentah
Dari APMM menerjunkan tujuh personel beserta satu helikopter yang langsung turun ke kapal MT Arman 114. Bakamla dan APMM pun menangkap kapal tersebut.
Setelah diperiksa, kapal MT Arman 114 itu memiliki nakhoda berkebangsaan Mesir dengan anak buah kapal berjumlah 28 orang dari Suriah. Kapal tersebut bermuatan Light Crude Oil (LCO) 272.569 metrik ton.
Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas Partai Gerindra menguat seiring elektabilitas bakal calon presiden (capres) mereka, Prabowo Subianto merangkak naik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Gerindra mengalami tren peningkatan sejak Desember 2022 hingga Juni 2023 dengan angka terakhir 13,6 persen.
“Ini kan konsisten dengan peningkatan elektabilitas Pak Prabowo, Gerindra juga ikutan naik,” kata Burhan dalam konferensi pers di YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (23/7/2023).
Meski elektabilitas Gerindra naik, PDI-P masih menduduki puncak survei. Menurut Burhan, PDI-P cenderung “anteng” di puncak elektabilitas partai politik (parpol).
Baca juga: Soal Bahlil Siap Calonkan Diri Jadi Ketum Golkar, Wasekjen Golkar: Bahlil Bukan Kader Golkar
Sementara itu, kemerosotan elektabilitas tengah melanda Partai Golkar. Meski sempat mendapatkan elektabilitas 16 persen suara pada 2020 dan 15 persen pada 2020, dukungan Golkar merosot tajam pada 2023.
Burhan mengatakan, elektabilitas Golkar yang semula dua digit kini tinggal satu digit.
“Terakhir tinggal 9,2 persen, tinggal 1 digit,” ujar Burhan.
Burhan mengatakan, data itu mengacu pada hasil survei yang digelar pada 20-24 Juni 2023 dengan cara wawancara tatap muka.
Burhan mengatakan, berdasarkan hasil survei melalui wawancara via telepon, elektabilitas Golkar lebih rendah yakni sekitar 6-7 persen.
Baca juga: Dewan Pakar Heran Golkar Partai Besar, tapi Elektabilitas Airlangga Tak Bisa Naik
“Tapi juga lupa survei telepon hanya mewakili kelompok yang punya Hp,” tutur Burhan.
Burhan menuturkan, wawancara tatap muka merupakan “golden standard” karena responden tidak terbatas pada kelompok masyarakat yang memiliki telepon seluler.
Meski demikian, sekalipun menggunakan wawancara tatap muka pada kenyataannya elektabilitas Golkar tetap merosot.
“Berdasarkan survei tatap muka sekalipun di mana yang tidak punya Hp juga terekrut dalam sampel kita elektabilitas Golkar juga menurun,” kata Burhan.
Sementara tiga posisi teratas diduduki PDI-P, Gerindra, dan Golkar, posisi keempat diduduki PKB dengan suara 7 persen.
Baca juga: Lamhot Sinaga: Bahlil Jangan Jadi Ilalang di Partai Golkar
Diikuti Demokrat pada urutan kelima dengan suara 6,5 persen; PKS 5,2 persen; Nasdem 5 persen; dan PAN 3,1 persen. Kemudian, Perindo 2,8 persen dan PPP 2,8 persen.
“Sementara partai lainnya kurang dari 1 persen, dan sekitar 17,4 persen belum menunjukkan pilihan,” ujar Burhan.
Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu. Responden dipilih dengan metode simple random sampling.
Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.