JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam heran elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai bakal calon presiden (bacapres) tidak bisa naik.
Bahkan, Ridwan menyoroti elektabilitas Airlangga masih kalah dengan bacapres lain yang notabene bukan figur ketua umum partai.
"Kenapa elektabilitas Pak Airlangga tidak pernah naik? ini kan hal yang tidak masuk akal," kata Ridwan dalam Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Senin (24/7/2023).
"(Golkar) partai besar, jaringan kita sampai desa, kok, tidak bisa naik, kalah dengan yang calon bukan ketua umum partai," sambung Ridwan.
Baca juga: Luhut Mau Jadi Ketum Golkar, tapi Enggan Berkelahi dengan Airlangga Hartarto
Berdasarkan temuan sejumlah lembaga survei memperlihatkan elektabilitas Airlangga. Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023, misalnya.
Indikator Politik Indonesia menempatkan Airlangga berada di posisi kedelapan dengan tingkat elektabilitas 0,7 persen.
Elektabilitas Airlangga masih kalah dengan Menteri BUMN Erick Thohir di posisi kelima (1 persen) maupun Menko Polhukam Mahfud MD di posisi keenam (0,8 persen).
Ridwan menduga sulitnya elektabilitas Airlngga untuk merangkak naik karena selama ini tidak pernah menyatakan siap maju sebagai bacapres.
Padahal, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar 2019 telah mengamanatkan Airlangga sebagai bacapres.
Baca juga: Luhut Bantah Jadi Dalang Gerakan Munaslub di Golkar untuk Singkirkan Airlangga
Menurutnya, kondisi ini memiliki dampak yang membuat masyarakat hanya mengetahui sosok Airlangga bukan sebagai bacapres.
Dampak lainnya adalah, kata dia, kader-kader Golkar menjadi bingung dan merasa hanya didoktrin oleh jargon "Airlangga Presiden".
"Akhirnya kader-kader di bawah bingung, hanya didoktrin, Airlangga Presiden, Airlangga Presiden. Tapi yang bersangkutan tidak pernah menyatakan saya siap menjadi calon presiden," tegas Ridwan.
Menurutnya, seharusnya Airlangga menyatakan kesiapannya menjadi bacapres sudah sejak tahun lalu.
"Seharusnya itu disampaikan paling tidak disampaikan setahun yang lalu. Saya sudah menyampaikan langsung dan malah waktu itu sudah diekspos bulan Juli 2022," kata dia lagi.
Internal Golkar belakangan tengah digoyang isu perpecahan. Sebagian kader mendorong dilaksanakannya musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mencopot Airlangga.
Pasalnya, Airlangga dinilai tidak maksimal dalam menghadapi penyelenggaraan Pemilu 2024.
Namun demikian, desas-desus munaslub ini dibantah oleh elite Golkar, tak terkecuali Airlangga. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut mengeklaim, internal partainya masih solid.
"Enggak ada, agendanya bukan itu, enggak ada itu," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.