Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Industri Pertahanan Kita Punya Prospek Baik, Permintaannya Banyak

Kompas.com - 24/07/2023, 16:29 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, industri pertahanan Indonesia memiliki prospek yang baik. Sebab, permintaan hasil produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Indonesia saat ini tinggi dan hal itu harus dikembangkan.

"Saya hanya ingin menggarisbawahi bahwa industri pertahanan di negara kita memang memiliki prospek yang baik dan harus dikembangkan," ujar Jokowi saat memberikan keterangan di PT Pindad, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebagaimana dilansir siaran YouTube Kompas TV, Senin (24/7/2023).

"Baik yang berkaitan dengan peluru, baik yang berkaitan dengan kendaraan, baik yang berkaitan dengan senjata. Semuanya. Karena permintaannya banyak," ujarnya.

Baca juga: Soal Pertemuannya dengan Jokowi dan Prabowo, Erick Thohir: Bicara Industri Pertahanan

Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk mencari mitra dalam pengembangan PT Pindad untuk jangka panjang. Tujuannya, agar perkembangan perusahaan alutsista pelat merah tersebut bisa lebih cepat.

"Tadi di rapat intern tadi, saya sampaikan bahwa akan lebih baik kalau kita bermitra, akan lebih baik kalo kita cari partner. Sehingga pengembangan dari Pindad akan jadi lebih cepat lagi," jelas Jokowi.

"Setelah ini setelah mendapatkan tadi input-input akan kami ratas (rapat terbatas) kan (dibahas dalam rapat terbatas) dan kita putuskan akan ke mana Pindad dibawa," lanjutnya.

Baca juga: Pertahanan dan Alutsista Dalam Konteks Geostrategi

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga memamerkan peluru buatan PT Pindad. Menurutnya, saat kunjungan ke luar negeri, negara asing kerap menanyainya soal peluru tersebut.

"Hari ini saya datang ke Pindad bersama dengan Menteri Pertahanan Pak Prabowo dan juga Pak Erick Thohir Menteri BUMN untuk melihat prospek dari produk-produk yang diproduksi Pindad," jelas Jokowi.

"Karena di setiap kunjungan saya ke negara lain mereka selalu menanyakan mengenai, yang berkaitan dengan barang ini. Peluru," tuturnya.

Jokowi melanjutkan, saat ini dunia memang sedang kekurangan peluru. Di sisi lain, untuk PT Pindad sendiri sudah mampu meningkatkan produksi peluru.

Menurut Kepala Negara, sebelum pemerintah memberikan penyertaan modal negara (PMN), PT Pindad mampu memproduksi sebanyak 275 juta peluru.

"Setelah kita beri PMN sebesar Rp 700 miliar produksinya meningkat jadi 415 juta peluru. Hampir dua kali lipat karena memiliki line tambahan dari PMN yang telah kita berikan," ungkap Jokowi.

Baca juga: Satu Jam Bertemu Jokowi, Prabowo Lapor soal Industri Pertahanan dan Geopolitik

Presiden menambahkan, ke depannya pemerintah akan menggeser lokasi produksi PT Pindad yang berada di Bandung ke kawasan industri di Subang, Jawa Barat.

Lokasi baru tersebut merupakan tanah milik BUMN. Dengan perpindahan itu, diharapkan nantinya pengembangan PT Pindad akan lebih baik karena sudah memiliki lahan luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com