Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ikrama Masloman
Strategic Manager KCI LSI

Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia

Ganjar Itu Jokowi Plus atau Jokowi Minus?

Kompas.com - 22/07/2023, 12:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GENDERANG Perhelatan Pilpres 2024, sejatinya telah ditabuh sejak tahun-tahun kemarin. Musim semi Pilpres yang datang lebih awal itu, ibarat membangun rumah.

Hari ini jelang tujuh bulan perhelatan digelar, rumah itu sudah mulai berdiri, atapnya sudah terpasang dengan deklarasi dukungan partai politik mengusung para kandidat presiden. Fondasi bangunan pencalonan para kandidat presiden itu, sudah barang tentu adalah partai pengusung.

Pengumpul suara (vote getter) telah menghidupi diskusi-diskusi publik kita tentang dinamika pencapresan selama setahun terakhir.

Namun, penulis tergelitik dengan narasi kampanye tim dan kandidat presiden Ganjar Pranowo, seperti masifnya aneka spanduk, baliho bahkan billboard bertuliskan “Jokowo Pilih Ganjar”, “Lanjutkan Bersama Ganjar” yang terpampang seantero negeri.

Narasi itu diperkuat para punggawa relawan ganjar, seperti Bung Adian Napitupulu, yang menegaskan kembali bahwa "Jokowi itu Ganjar, Ganjar itu Jokowi".

Upaya massif tim Ganjar tentu memancing tanda tanya publik, apakah fondasi dari pengumpul suara utama, yaitu dukungan dari Presiden Jokowi, mulai rapuh dan terjadi keretakan, sehingga memerlukan baliho, spanduk, dan kata-kata Bung Adian untuk mengecor kembali keretakan fondasi tersebut?

Tafsir tarikan politik dan ruang gema

Setidaknya terdapat tiga tafsir atas upaya tersebut. Pertama, dalam pendekatan komunikasi interaksi simbolik, pendekatan yang terdiri dari tiga prinsip pokok yang diangkat Herbert Blumer dalam karnya Symbolic Interactionism Perspective and Method (1986), yaitu bahasa (language), pemikiran (thought), dan makna (meaning).

Pendekataan ini menegaskan bahwa makna tidak terbentuk semata dari objek yang coba disampaikan. Makna terbentuk dari aneka interpretasi yang dimodifikasi lewat interaksi sosial.

Dalam konteks strategi Ganjar dan timnya, yang cenderung mengarus utamakan klaim dukungan Jokowi, tentunya pandangan publik tidak selalu inheren dengan pesan tersebut, namun dibaca sebagai interaksi simbolik.

Publik mengaitkannya dengan konteks, yaitu, tanda tanya apakah Jokowi mulai lemah dukungannya terhadap Ganjar? Dan apakah ini berhubungan dengan mesranya hubungan Jokowi – Prabowo Subianto?

Tafsir kedua, jika betul klaim dukungan Jokowi terhadap ganjar melemah sehingga perlu ditegakan dengan mendirikan aneka baliho, maka ini merupakan upaya politik saling menyandera.

Hal itu tercermin dari aneka sindiran tentang hutang politik Jokowi kepada PDIP, ataupun upaya mengingatkan kembali komitmen personal Jokowi lewat kata-katanya bahwa presiden harus berambut putih, dan pujian verbal lainnya yang dianggap menguatkan Ganjar.

Mengikat komitmen lewat bahasa memang memiliki dasar dalam khazanah ilmu komunikasi.

Samovas dan Porter dalam Communication Between Cultures (2012), menegaskan bahwa komunikasi bersifat irreversible, bahwa kata-kata yang dilempar ke publik tidak dapat diubah atau ditarik kembali.

Namun dalam konteks Jokowi, pujian serupa juga pernah dialamatkan kepada Prabowo. Bahkan dengan bahasa yang lebih terang seperti pujiannya “bahwa setelah ini, jatah Pak Prabowo”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com