JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak setuju dengan pandang indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia turun karena kurangnya penindakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia menilai, penindakan yang dilakukan KPK berkurang justru menandakan sistem yang semakin baik mencegah adanya kasus korupsi.
"Ya itu yang menurut saya tidak benar. Perkara penindakan turun karena sistemnya semakin bagus, tidak bisa korupsi dan tidak bisa mencuri," ujar Luhut saat ditemui di Kantor KPK Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Luhut: Jangan Lihat KPK dari Drama Penangkapan Saja, Itu Kampungan
Dia juga menyebut, kinerja KPK saat ini justru membaik karena bisa melakukan pencegahan sehingga menghemat pengeluaran negara.
Begitu juga dengan sistem yang disebut Luhut bisa menambah penerimaan pajak negara.
"Kan bagus, penghematan. Pajak kita naik 47 sekian," ucap dia.
Sebelumnya, Indonesian Corruption Watch (ICW) menyebut IPK Indonesia turun salah satunya karena kegagalan reformasi penegakan hukum dan penindakan perkara korupsi.
Kesimpulan ini merujuk pada data KPK, jumlah penindakan mengalami penurunan drastis di sepanjang tahun 2020, mulai dari penyidikan, penuntutan, sampai pada instrumen penting seperti tangkap tangan.
Akan tetapi, penurunan ini dapat dimaklumi karena adanya perubahan hukum acara penindakan yang mengakibatkan penegakan hukum menjadi tumpul.
Baca juga: Abraham Samad: Perilaku Korup di Mana-mana, Indeks Persepsi Korupsi Jadi Anjlok
IPK atau corruption perception index (CPI) Indonesia tercatat turun 4 poin, dari 38 pada 2021 menjadi 34 pada tahun 2022. Selain itu, ranking Indonesia juga turun 14 tingkat, dari 96 menjadi 110.
Skor 0 menunjukkan suatu negara korup, sedangkan skor 100 bersih dari korupsi.
Di antara negara-negara Asia Tenggara, skor CPI Indonesia tertinggal jauh dari Singapura yang mendapatkan skor 83 poin, Malaysia dengan 47 poin, Timor Leste dengan 42 poin, Vietnam dengan 42 poin, dan Thailand dengan 36 poin.
Indonesia hanya unggul dari FIlipina dengan skor CPI 34 poin, Laos dengan 31 poin, Kamboja 24 poin, dan Myanmar 23 poin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.