Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Kadernya Waspadai Politik Pecah Belah, Prabowo: Kita Tak Boleh Jadi Partai Negatif

Kompas.com - 09/07/2023, 20:39 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meminta kadernya menjadi para kesatria, pendekar dan srikandi pemberani yang mampu membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan untuk seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi Pemilu 2024.

Untuk mewujudkan semangat tersebut, Prabowo pun meminta kepada kadernya untuk tidak menyebarkan narasi kebencian serta mencari-cari kesalahan satu sama lain.

“Kita tidak boleh jadi partai yang negatif, partai yang caci maki, partai yang cari-cari kesalahan,” kata Prabowo dalam pidatonya di acara konsolidasi akbar Gerindra se-Tangerang Raya di Lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Minggu (9/7/2023).

Baca juga: Di Halaman Rumah Muhaimin, Prabowo Sebut Gerindra-PKB Sudah Teken Kesepakatan Politik

“Kita harus jadi partai yang membangkitkan semangat seluruh rakyat Indonesia,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) itu.

Prabowo pun menekankan pentingnya kesadaran dan pemahaman dari potensi bahaya perpecahan terhadap seluruh kader Partai Gerindra.

Dia pun meminta seluruh kader dan simpatisannya untuk menghindari perpecahan dan kebencian terhadap pihak lain.

“Jangan membenci orang lain, jangan curiga sama orang lain. Waspada harus, tapi jangan menebarkan kebencian,” tegas Prabowo Subianto.

Baca juga: Di Hadapan Massa Kader Gerindra, Prabowo: Kita Harus Akui Kepemimpinan Presiden Jokowi

Pada kesempatan yang sama, dirinya turut mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai politik pecah belah dari pihak luar yang mengintai negeri ini.

Sejarah telah memberi contoh bagaimana politik pecah belah pada akhirnya hanya membawa dampak negatif dan kesengsaraan bagi sebuah bangsa.

“Saudara-saudara penjajahan sekarang bukan kaya dulu. Penjajahan zaman sekarang tidak mengirim pasukan, tidak. Dia lebih canggih lagi saudara-saudara,” kata Prabowo Subianto.

“Bahkan dia akan selalu memakai strategi yang sama, yaitu pecah belah, adu domba, ‘devide et impera’,” tuturnya.

Dengan adanya persatuan dan kesatuan bangsa, Prabowo Subianto menilai hal ini dapat menjadi kunci bagi pembangunan serta transformasi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteran rakyatnya.

Berdasarkan sejarah yang ada, kata dia, sebuah bangsa tidak akan bisa melakukan pembangunan jika terjadi sebuah perpecahan.

“Tidak mungkin ada pembangunan. Tidak mungkin ada perbaikan tingkat kehidupan rakyat kalau ada perang saudara atau perang antarkelompok,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com