Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suherman
Analis Data Ilmiah BRIN

Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat ASEAN, Peraih medali emas CONSAL Award

Mengabadikan Soekarno

Kompas.com - 08/07/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KHARISMA Soekarno tidak pernah pudar, bahkan di sebagian masyarakat menjadi mitos. Rencana membuat patung Soekarno dengan ukuran gigantik di Kota Bandung adalah salah satu usaha untuk mengabadikan kharisma itu.

Namun, akhirnya memicu kontroversi karena terlalu terlihat kepentingan politk praktisnya, terlebih sekarang merupakan tahun politik. Ada juga yang mengkritisi dari aspek ideologi, agama, dan hanya sekadar proyek dengan nominal yang cukup besar.

Perkataan Soekarno,“jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” (Jasmerah) harus dimaknai secara substantif, tidak tekstual.

Bung Karno sering mengatakan “warisi apinya, bukan abunya.” Setiap zaman ada pahlawannya. Peran Bung Karno sangat diperlukan rakyat nusantara pada zaman kolonialisme di mana bangsa kita berabad-abad dibodohi dan ditakut-takuti oleh penjajah.

Kemunculan Bung Karno memberikan harapan baru seperti mesias atau ratu adil yang datang untuk menyelamatkan rakyat dari penderitaan dan ketidakadilan.

Untuk zaman sekarang yang diperlukan bukan mesias atau ratu adil seperti itu lagi, akan tetapi seorang pembuat perubahan seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, Bill Gates, dan inovator kelas wahid lainnya.

Namun bukan berarti ajaran Bung Karno sudah tidak relevan lagi, yang harus dilakukan adalah aktualisasi dari nilai-nilai ajaran Bung Karno dan spirit yang dibawanya pada zaman sekarang.

Menurut saya, api kehidupan Bung Karno yang bisa dipelajari dan kemudian diterapkan kepada bangsa Indonesia, terutama generasi muda, adalah tangga kehidupannya atau road map kehidupannya.

Formulai kehidupan Bung Karno sangat jelas tergambar dari perjalanan hidup beliau, di antaranya adalah mimpi, determinasi, literasi, dan kontribusi.

Di samping itu, yang paling menentukan juga adalah lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara yang membentuk kepribadian Bung Karno masa kecil.

Tahun 1901 bukanlah tahun yang sakral, akan tetapi memiliki arti dalam sejarah nusantara. Tahun ini saat di mana Ratu Wilhelmina berpidato di parlemen mendeklarasikan politik etis atas Hindia. Maka terjadilah era zaman penjajahan baru.

Pada 1901 ini juga, tepatnya 6 Juni, Soekarno dilahirkan ke dunia, ibunya menjulukinya Putra Sang Fajar, sedangkan bapaknya menjulukinya Karno Kedua, karena menginginkan seperti Karna salah satu tokoh pewayangan yang dijuluki sang pencari jati diri memalui keterbukaan hati.

Bukan hanya di keluarga, di sekolah pun Soekarno mendapapat julukan dari para gurunya. Misalnya Dowes Dekker (Dr. Setiabudhi) mengatakan,“Anak muda ini akan menjadi 'juru selamat’ dari rakyat Indonesia di masa yang akan datang.”

HOS Tjokroaminoto juga berkata,“Ikutilah anak ini. Dia diutus oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin besar kita. Aku bangga karena telah memberinya tempat berteduh di rumahku.”

Julukan atau labelling sangat memengaruhi kepribadian anak, disubut juga self-fulfilling prophecy— istilah sosiologis yang digunakan untuk menggambarkan prediksi yang menyebabkan dirinya menjadi kenyataan. Sangat beralasan apabila kita dianjurkan untuk memberikan nama yang bagus buat anak.

Bung Karno juga mendapatkan pola asuh dari kedua orangtuanya yang sangat ideal, sebagaimana dituturkannya sendiri, “Dari ibu mendapatkan kehangatan dan romantisme, dari ayah mendapatkan pelajaran disiplin dan belajar keras. Aku tidak punya apa-apa di dunia ini selain dari pada ibu, aku melekat kepadanya karena ia adalah satu-satunya sumber pelepas kepuasan hatiku. Bapakku seorang guru yang keras 'Hayo, Karno hafal ini luar kepala: Ha-Na-Ca-Ra-Ka… Hayo, Karno hafal ini: A-B-C..., Hayo Karno ulangi abjad..., Hayo Karno baca ini..., Karno tulis itu..."

Dalam hal Pendidikan keluarga, sekarang ini banyak anak-anak yang menjadi “yatim piatu” dalam arti tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan pendidikan seperti yang Soekarno dapatkan waktu kecil dari kedua orangtuanya.

Menginjak dewasa maka mulailah Bung Karno mengukir kehidupannya sendiri yang dimulai dari: pertama, mimpi.

Para pemimpin adalah para pemimpi. Mimpi besar Soekarno adalah kemerdekaan Indonesia, dan ini tervisualisasi sangat jelas dalam tulisan-tulisannya.

Mimpi kemerdekaan inilah yang mengarahkan hidupnya sehingga pikiran, hati, dan jiwanya terbawa dalam tarikan nafas dan aliran darahnya.

Tragedi bangsa Indonesia yang sedang terjadi sekarang adalah para murid sekolah, mahasiswa, periset, politisi, dan pejabat tidak memiliki mimpi-mimpi besar sehingga Indonesia tak kunjung menjadi bangsa besar.

“Jikalau kita ingin mendidik rakyat Indonesia ke arah kebebasan dan kemerdekaan, jikalau kita ingin mendidik rakyat Indonesia menjadi tuan di atas dirinya sendiri, maka pertama-tama haruslah kita membangun-bangunkan dan membangkit-bangkitkan dalam hati sanubari rakyat Indonesia itu punya roh dan semangat menjadi roh-merdeka dan semangat-merdeka yang sekeras-kerasnya, yang harus pula kita hidup-hidupkan menjadi api kemauan merdeka yang sehidup-hidupnya! (Dibawah Bendera Revolusi I, hal. 80)

Kedua, literasi. Soekarno adalah kutu buku, apa arti seorang Soekarno tanpa buku? Bukulah yang menjadikannya manusia besar.

“Kenyataan-kenyataan yang kulihat dalam duniaku yang gelap hanyalah kehampaan dan kemelaratan. Karena itu aku mengundurkan diri kedalam apa yang dinamakan orang Inggris dunia pemikiran.”

"Buku-buku menjadi temanku. Dengan dikelilingi oleh kesadaranku sendiri aku memperoleh kompensasi untuk mengimangi diskriminasi dan keputusasaan yang terdapat di luar. Dalam dunia kerohanian dan dunia yang lebih kekal inilah aku mencari kesenanganku. Dan di dalam itulah aku dapat hidup dan sedikit bergembira.”

Ketiga, determinasi atau tekad yang kuat. Tekadnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bagaikan batu karang yang tidak pernah goyah di tengah hantaman badai dan ombak.

Intimidasi, tekanan, pengadilan, penjara, dan pembuangan adalah ongkos yang harus dibayar untuk merealisasikan mimpi dan tekad untuk merdeka.

“Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu merobah nasibnya sendiri’. Firman Tuhan inilah gitaku, firman Tuhan inilah harus menjadi pula gitamu: Berjuang, berusaha, membanting tulang, memeras keringat, mengulur-ulurkan tenaga, aktif, dinamis, meraung, menggeledek, mengguntur, dan selalu sungguh-sungguh tanpa kemunafikan, ikhlas berkorban untuk cita-cita yang tinggi.” (Dibawah Bendera Revolusi II, hal. 596).

Keempat, kontribusi. Kontribusi bisa dalam bidang apa saja sesuai dengan talenta atau kapasitas masing-masing, apakah itu finansial, kepemimpinan, atau pemikiran.

Kontribusi besar Bung Karno jelas dalam bidang kepemimpinan atau politik dan pemikiran. Pancasila, marhaenisme, berdikari, demokrasi terpimpin adalah beberapa hasil inovasinya dalam bidang ideologi dan politik.

Kontribusi dalam bidang pemikiran ini yang utama karena semua berawal dari alam pikiran. "Anda adalah apa yang Anda pikirkan," kata Doug Hooper.

Itulah tetralogi kebesaran Bung Karno yang harus dipamai dan diamalkan oleh segenap bangsa Indonesia, supaya menjadi bangsa yang besar dan berdikari.

Nilai-nilai universal ini akan senantiasa merangsang ingatan bangsa Indonesia tentang kebesaran Bung Karno sepanjang masa.

Memasyarakatkan, mentrainingkan, atau me-roadshow-kan ajaran, konsepsi, dan jalan hidup Bung Karno secara masif dampaknya akan lebih abadi dalam imajinasi dan terpateri dalam sanubari rakyat Indonesia, dan dijamin tidak akan menuai kontroversi seperti pembuatan patungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com