Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2023, 23:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat meminta masyarakat mengonsumsi hewan sehat.

Hal ini menyusul adanya kasus antraks di daerah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga menyebabkan 1 orang meninggal dunia. Antraks di wilayah itu kembali terjadi lantaran warga mengonsumsi daging sapi yang sakit atau mati mendadak usai terinfeksi.

"Konsumsi produk hewan dari hewan yang sehat dan dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) setempat," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/7/2023).

Sedangkan jika sudah terinfeksi karena memakan daging sapi, kambing, atau daging lainnya dengan antraks, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Nantinya, tenaga medis akan memberikan antibiotik kepada pasien.

Baca juga: Apakah Penyakit Antraks Bisa Menular Antarmanusia?

"Jika sudah terinfeksi diberikan antibiotik dan supportif terapi lainnya di fasyankes, Puskesmas dan RS," tutur Nadia.

Lebih lanjut, Nadia menyampaikan, terdapat beberapa daerah yang melaporkan kasus antraks dalam tiga tahun terakhir. Wilayah tersebut yaitu Provinsi Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan NTT.

Khusus di provinsi DIY, ada beberapa kabupaten yang juga melaporkan kasus serupa.

"Di Provinsi DIY, kabupaten yang pernah melaporkan kasus antraks yaitu Kabupaten Gunung Kidul, Sleman, dan Kulon Progo," ucap Nadia.

Baca juga: Kementan: Hewan yang Terjangkit Antraks jika Dikonsumsi Manusia Bisa Menyebabkan Kematian

Sebagai informasi, kasus antraks kembali terjadi di Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty menuturkan, kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati.

"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengkonsumsi. Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com,  Rabu (4/7/2023).

Warga yang meninggal itu dibawa ke RSUP Sardjito pada Sabtu (1/4/2023). Pihak Dinkes Gunungkidul baru menerima laporan adanya warga meninggal di RSUP Sardjito pada Senin (4/7/2023).

Menerima laporan itu, Dinkes Gunungkidul bersama Satgas One Health dari Kapanewon Semanu langsung bergerak untuk melakukan penelusuran.

Dari hasil penelusuran, sebanyak 125 orang diketahui melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati karena antraks. Setelah dilakukan pemeriksaan, Dewi menyebutkan, sekitar 85 orang dinyatakan positif antraks.

"Sebanyak 18 orang yang bergejala mulai dari luka, ada yang diare hingga pusing," kata Dewi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Prabowo Meningkat, Ganjar dan Anies Alami Penurunan

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Prabowo Meningkat, Ganjar dan Anies Alami Penurunan

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Prabowo-Gibran 39,3 Persen, Anies-Muhaimin 16,7 Persen, Ganjar-Mahfud 15,3 Persen

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Prabowo-Gibran 39,3 Persen, Anies-Muhaimin 16,7 Persen, Ganjar-Mahfud 15,3 Persen

Nasional
[GELITIK NASIONAL] Gaduh Debat Capres-Cawapres: Perubahan Format dan Polemik Saling Sanggah

[GELITIK NASIONAL] Gaduh Debat Capres-Cawapres: Perubahan Format dan Polemik Saling Sanggah

Nasional
Membaca Dua Survei Elektabilitas Capres-Cawapres: Prabowo-Gibran Unggul

Membaca Dua Survei Elektabilitas Capres-Cawapres: Prabowo-Gibran Unggul

Nasional
[POPULER NASIONAL] Hasto Sebut Prabowo Tak Bisa Blusukan Sebab Bukan PDI-P | Ancaman Resesi Demokrasi

[POPULER NASIONAL] Hasto Sebut Prabowo Tak Bisa Blusukan Sebab Bukan PDI-P | Ancaman Resesi Demokrasi

Nasional
Gibran Klaim Dapat Arahan dari Said Aqil Siradj

Gibran Klaim Dapat Arahan dari Said Aqil Siradj

Nasional
Said Aqil Siradj Doakan Gibran Diberi Kekuatan untuk Capai Tujuannya

Said Aqil Siradj Doakan Gibran Diberi Kekuatan untuk Capai Tujuannya

Nasional
Sekjen PDI-P: Seorang Pemimpin Tak Boleh Bersikap Otoriter

Sekjen PDI-P: Seorang Pemimpin Tak Boleh Bersikap Otoriter

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin Tak Hadiri Peringatan Hari HAM Sedunia di Lapangan Banteng

Jokowi dan Ma'ruf Amin Tak Hadiri Peringatan Hari HAM Sedunia di Lapangan Banteng

Nasional
Gibran Akui Materi Debat Perdana Capres-Cawapres Tak Berat

Gibran Akui Materi Debat Perdana Capres-Cawapres Tak Berat

Nasional
KPK Sesalkan Terpidana Korupsi Eks Wali Kota Batu Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan

KPK Sesalkan Terpidana Korupsi Eks Wali Kota Batu Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan

Nasional
Anis Matta: Tugas Partai Gelora Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

Anis Matta: Tugas Partai Gelora Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

Nasional
Gibran Sebut Program Makan Siang dan Susu Gratis Bukan Retorika Belaka

Gibran Sebut Program Makan Siang dan Susu Gratis Bukan Retorika Belaka

Nasional
Prabowo Akui Pakai Nama Jokowi untuk “Jualan”

Prabowo Akui Pakai Nama Jokowi untuk “Jualan”

Nasional
Gibran Sambangi Ponpes Said Aqil Siradj di Jagakarsa

Gibran Sambangi Ponpes Said Aqil Siradj di Jagakarsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com