Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Semua yang Terpapar Antraks Diisolasi, Jangan sampai Merebak ke Daerah Lain

Kompas.com - 07/07/2023, 14:53 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

BANYUASIN, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta seluruh jajaran pemerintah melakukan upaya untuk mengisolasi hewan hingga manusia yang terpapar penyakit antraks agar tidak merebak ke daerah lain.

"Saya kira Menteri Pertanian sudah melakukan langkah. Oleh karena itu, kita harapkan bahwa supaya itu diisolasi jangan sampai merebak ke daerah lain," kata Ma'ruf di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah, Banyuasin, Jumat (7/7/2023).

Ma'ruf Amin meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menutup distribusi sapi dari Yogyakarta ke daerah lain.

Menurut Ma'ruf, hal itu sudah biasa dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran penyakit hewan ternak.

"Itu biasa kita biasanya begitu, terus kita melakukan blocking ya, supaya jangan ke mana-mana, dengan berbagai cara," ujar Ma'ruf.

Baca juga: Kasus Antraks di Yogyakarta Terjadi Hampir Tiap Tahun Selama 5 Tahun Terakhir, Tertinggi Tahun 2019

Di samping itu, ia juga meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengawal proses penyembuhan terhadap warga yang sudah terpapar antraks.

Sebelumnya diberitakan, kasus antraks dilaporkan menjangkiti puluhan warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks.

Sementara itu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah warga yang meninggal sebanyak tiga orang.

Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati.

"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengonsumsi. Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 4 Juli 2023.

Baca juga: Kemenkes Sebut Kasus Antraks di Gunungkidul Sudah Bisa Dikategorikan KLB

Dari hasil penelusuran, sebanyak 125 orang diketahui melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang mati karena antraks.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Dewi menyebutkan, sekitar 85 orang dinyatakan positif antraks.

"18 orang yang bergejala mulai dari luka, ada yang diare hingga pusing," ujar Dewi.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Republik Indonesia Syamsul Ma'arif mengungkapkan, daging hewan yang terkontaminasi antraks tetap tidak aman dikonsumsi meski direbus dalam waktu yang lama.

Sebab, bakteri antraks menyebar sangat cepat, termasuk ketika daging hewan yang mati mendadak karena antraks disembelih. Ketika daging dibuka, bakteri pun akan menyebar.

"Kalau ditanya kalau direbus aman enggak? Tidak aman. Jangankan direbus, dibuka saja enggak boleh. Bisa enggak dagingnya direbus dan aman dikonsumsi? Tidak boleh dilakukan itu. Membuka saja tidak boleh," kata Syamsul dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: 4 Tipe Antraks dan Tingkat Fatalitasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Serba-serbi Isu Anies di Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies di Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

Nasional
Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com