JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi umat Islam, haji tidak hanya sekadar menjalankan ibadah serta rukun kelima dalam Islam.
Haji juga menjadi pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi umat Islam yang menjalankannya. Sebab berhaji diutamakan bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial, serta bisa jadi menjadi perjalanan sekali seumur hidup.
Banyak cerita tentang bagaimana umat Islam terharu bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci Mekkah, Madinah, dan Arafah saat berhaji.
Bagi umat Islam, bisa melihat langsung Kabah dan melakukan mengelilinginya atau tawaf merupakan pengalaman yang sangat berharga.
Baca juga: Sebanyak 6.592 Jemaah Haji Indonesia Kembali ke Tanah Air pada 6 Juli 2023
Surat kabar Kompas edisi 9 Februari 1972 pernah menuliskan tentang 6 jemaah haji asal Indonesia yang diajak untuk ikut mencuci Kabah.
Menurut pemberitaan itu, 6 orang Indonesia itu diundang oleh Raja Faisal yang saat itu memimpin Arab Saudi buat mencuci Kabah bersamanya.
Keenam orang yang diajak untuk mencuci Kabah saat itu adalah Letjen Sarbini dan Wakil Ketua MPRS Mayjen Mashudi.
Selain itu terdapat Duta Besar Aminuddin Aziz beserta 2 stafnya. Terakhir adalah seorang jurnalis kantor berita Antara, Hamidy.
Baca juga: Enam Jamaah Haji Asal Bekasi Meninggal Dunia di Arab Saudi
Mencuci Kabah adalah ritual yang kerap dilakukan oleh Kerajaan Saudi setiap musim haji. Prosesnya berlangsung selama 1,5 jam.
Proses mencuci Kabah melibatkan 200 orang yang terdiri dari tamu undangan Kerajaan Saudi.
Setelah proses mencuci Kabah selesai, keenam orang Indonesia itu diajak untuk mengikuti resepsi kenegaraan dan mendapat ucapan selamat memperingati Idul Adha dari raja.
Sedangkan pada 8 April 1990, proses pencucian Kabah pada membuat jemaah haji dari berbagai negara yang melihat memekikkan takbir dan menangis Hal itu membuat suasana sangat mengharukan.
Pada pagi hari itu jemaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia melakukan kegiatan ibadah biasa, antara lain thawaf, tujuh putaran mengelilingi Kabah.
Nawasir Kadir, jemaah haji asal Riau mengaku ia datang ke Masjidil Haram bersama istri dan orang tuanya sekitar pukul 03.30.
Ketika melihat kiswah (penutup) Kabah yang terletak di tengah masjid terangkat hampir setengah, ia baru ingat bahwa setiap tanggal 1 Dzulhijjah, Kabah dicuci.
Baca juga: Hari Ini, 6.682 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Air
Setelah tawaf, ia dan keluarganya melihat pintu Kabah terbuka. Waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 06.30 waktu setempat.
Hampir bersamaan terbukanya pintu Kabah, jemaah haji di sekitar Kabah mengucapkan takbir, mengagungkan asma Allah. "Allahu Akbar, Allahu Akbar...!"
Dengan amat sekejap pula, suara takbir itu ditingkah suara tangis yang keras dan gumam doa yang panjang. Suara takbir, tangisan, dan doa itu semakin kuat.
Pencucian Kabah tersebut dipimpin langsung Pangeran Majed bin Abdul Azis, Gubernur Makkah Al Mukaramah, selaku Ketua Komite Haji Pusat Arab Saudi yang mewakili Raja Fahd bin Abdul Azis.
Baca juga: Kuota Haji 2024 Diumumkan Lebih Cepat, BPKH: Jadi Banyak Waktu untuk Tentukan Biaya Haji
Amirulhaj Menteri Agama Tarmizi Taher dan Naib Amirulhaj RI, Laks TNI (Purn) M Arifin, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Ismail Sunny, dan Kepala Bidang Haji Konjen RI di Jedah Taufik Kamil, termasuk yang ikut mencuci Kabah.
Proses pencucian Kabah ini berlangsung sekitar satu jam.
Menurut Tarmizi Taher kepada Kompas, para undangan dipersilakan masuk ke dalam Kabah, kemudian masing-masing melaksanakan shalat sunah 2 rakaat.
Baca juga: Jemaah Haji Dapat 10 Liter Air Zamzam, tapi 5 Liter Diambil di Kantor Kemenag Kabupaten/Kota
Selanjutnya, Gubernur Mekkah menyiramkan air zam-zam ke lantai di dalam Kabah tersebut. Hal ini diikuti oleh para undangan. Seterusnya lantai itu dilap kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.