Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Wakapolri Dinilai Harus Bisa Merekatkan Internal Kepolisian

Kompas.com - 22/06/2023, 22:26 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menilai posisi Wakil Ketua Kepolisian RI (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono yang sebentar lagi akan kosong harus diisi oleh kendidat yang bisa merekatkan solidaritas Polri.

"Yang paling dibutuhkan adalah menjaga soliditas kepolisian," ujar Sugeng saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/6/2023).

Oleh karena itu, menurutnya, hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh sosok perwira yang sudah senior di Polri.

Sebab, jika kandidat tersebut sudah lama menjabat di kepolisian, maka akan lebih mudah untuk meningkatkan solidaritas antar anggota Polri.

"Nah yang senior ini kan tiga, Agus (Komjen Agus Andrianto), Purwadi (Komjen Purwadi Arianto), dan Dofiri (Komjen Ahmad Dofiri). Tapi semua pertimbangannya kembali pada presiden, walaupun dilakukan oleh Pak Kapolri," katanya.

Baca juga: IPW Nilai Fadil Imran Cukup Berpotensi Dipertimbangkan Jadi Wakapolri

Selain itu, Sugeng berpendapat bahwa kandidat Wakapolri yang akan menggantikan Gatot Eddy harus siap menjadi Kapolri apabila Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diberikan penugasan baru.

"Wakapolri sekarang adalah calon Kapolri," ujarnya.

Tak hanya itu, Sugeng mengatakan, empat nama yang disebut akan menggantikan posisi Gatot Eddy memiliki peluang yang sama kuat dan sebanding.

Adapun empat nama tersebut yakni Komjen Fadil Imran, Komjen Agus Andrianto, Komjen Ahmad Dofiri, dan Komjen Purwadi Arianto.

Baca juga: ISESS Prediksi Komjen Ahmad Dofiri Jadi Kandidat Wakapolri Terkuat

Menurut Sugeng, peluang yang sama tersebut bisa dilihat dari hubungan politik keempatnya dengan pihak istana.

"Kita bedah satu-satu. Komjen Purwadi adalah sepupunya Puan Maharani. Posisinya dia punya hubungan jalur politik," kata Sugeng.

Sementara itu, Komjen Agus Andrianto juga memiliki kedekatan dengan keluarga istana dan presiden.

Kemudian, Jokowi pernah mengatakan Komjen Fadil Imran sebagai sosok yang baik dalam mengisi jabatan Kepala polisi Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya).

"Presiden nyaman katanya dengan kepemimpinan Fadil sebagai Kapolda Metro Jaya. Nyaman dan aman," ujar Sugeng.

Baca juga: Soal 4 Nama Bocoran Pengganti Wakapolri, IPW: Sama Kuat dan Sebanding

Lebih lanjut, kepercayaan Jokowi terhadap perwira Polri yang disebut akan mengisi jabatan Wakapolri juga diberikan kepada Komjen Ahmad Dofiri yang dinilai profesional.

Selain karena pernah meraih penghargaan Adhi Makayasa, Dofiri dipercaya untuk memimpin jalannya sidang kode etik Ferdy Sambo.

"Oleh karena itu, empat-empatnya kansnya sama dari sisi politik," kata Sugeng.

Sebelumnya diberitakan, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono selaku Wakapolri akan memasuki masa pensiun pada 28 Juni tahun ini.

Sebab, usia Gatot memasuki 58 tahun, yakni masa pensiun sesuai aturan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri.

Baca juga: Daftar Jenderal Bintang 3 Calon Kuat Pengganti Wakapolri Komjen Gatot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com