Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Sebut Prabowo "The New Soekarno" Usai Tawarkan Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina

Kompas.com - 15/06/2023, 14:18 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai 'the new Soekarno' karena telah menawarkan proposal perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang tengah berperang.

Muzani mengatakan, pernyataan Prabowo yang ingin Rusia dan Ukraina damai itu mengingatkan mereka terhadap Presiden ke-1 Soekarno.

Hal tersebut Muzani sampaikan saat menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD Gerindra Sumatera Selatan, Rabu (14/6/2023).

"Dalam forum itu, Pak Prabowo menyampaikan proposal perdamaian Ukraina-Rusia dan mendapat respons yang beragam dari negara-negara di dunia. Tapi pernyataan sikap seperti itu mengingatkan kita kepada Bung Karno yang pernah berbicara tegas pada masa perang dingin bahwa Indonesia menjadi negara pelopor gerakan non-blok," ujar Muzani dalam keterangannya.

Baca juga: Gerindra Bicara Pertanda Baik di Balik Senyum Prabowo Usai Dipanggil Jokowi ke Istana

"Inilah The New Soekarno bagi Indonesia. Banggalah dengan ketua umum kita. Sejak Pak Prabowo menjabat sebagai Menhan, keberadaan Indonesia semakin diperhitungkan dunia, dihormati, bahkan disegani," sambungnya.

Muzani lantas bertanya kepada kader Gerindra yang hadir apakah Prabowo pantas atau tidak menjadi Presiden RI ke depannya.

Menurutnya, jika Allah berkehendak, maka Prabowo bisa menjadikan Indonesia sebagai macan Asia.

"Tidak hanya di ASEAN, Asia, tapi bahkan dunia," ucapnya.

Muzani menjelaskan, Prabowo telah menunjukkan kapasitasnya untuk menjadi Presiden suatu saat ini.

Baca juga: Sekjen Minta Kader Gerindra Tak Jadi Pialang dan Petualang, yang Bisa Hambat Pemenangan Prabowo

Sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo disebut juga memiliki relasi yang baik dengan tokoh-tokoh dunia.

Prabowo menguasai beberapa bahasa asing dan memiliki hubungan baik dengan negara-negara Asia, Eropa, Arab, bahkan Amerika.

"Apa artinya? Artinya Pak Prabowo selain sebagai Menhan beliau dalah pribadi yang sangat dihormati oleh komunitas interasional. Dia adalah Ketua Umum Partai Gerindra. Inilah modal kita untuk kita semakin bekerja keras mewujudkan Prabowo Presiden, Gerindra menang 2024," kata Muzani.

Maka dari itu, Muzani meminta kepada seluruh kader Gerindra Sumsel untuk mempertahankan dan memperkuat barisan kemenangan Prabowo di 2024.

Baca juga: PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

Lalu, Muzani bercerita tentang cita-cita berdirinya Partai Gerindra. Dia mengatakan, Gerindra didirikan sebagai alat perjuangan politik untuk membela rakyat miskin yang terpinggirkan.

Dia juga mengingatkan agar setiap caleg Gerindra harus memiliki niat yang baik apabila nantinya duduk sebagai anggota dewan, baik di daerah maupun di pusat.

"Menjadi pengurus Gerindra dan menjadi caleg Gerindra, niatkan lah untuk membantu orang yang lemah, miskin, dan terpinggirkan. Dari jabatan dewan yang diduduki dan memiliki previlege, sehingga kehormatan yang anda dapatkan dalam kehidupan itu bukan tujuan utama. Itu adalah buah dari niat baik kita atas titipan Allah di dunia. Kalau mau cari harta bukan di sini tempatnya," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG Prediksi Banjir Bandang di Sumbar sampai 22 Mei, Imbau Warga Hindari Lereng Bukit

BMKG Prediksi Banjir Bandang di Sumbar sampai 22 Mei, Imbau Warga Hindari Lereng Bukit

Nasional
DPR Gelar Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang, Puan dan Cak Imin Absen

DPR Gelar Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang, Puan dan Cak Imin Absen

Nasional
Kolaborasi Kunci Kecepatan Penanganan Korban, Rivan A Purwantono Serahkan Santunan untuk Korban Laka Bus Ciater

Kolaborasi Kunci Kecepatan Penanganan Korban, Rivan A Purwantono Serahkan Santunan untuk Korban Laka Bus Ciater

Nasional
Hujan Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi hingga 22 Mei, Kewaspadaan Perlu Ditingkatkan

Hujan Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi hingga 22 Mei, Kewaspadaan Perlu Ditingkatkan

Nasional
Revisi UU MK Disepakati Dibawa ke Paripurna: Ditolak di Era Mahfud, Disetujui di Era Hadi

Revisi UU MK Disepakati Dibawa ke Paripurna: Ditolak di Era Mahfud, Disetujui di Era Hadi

Nasional
BMKG: Hujan Lebat Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi sampai Sepekan ke Depan

BMKG: Hujan Lebat Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi sampai Sepekan ke Depan

Nasional
Sekian Harta Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi yang Dicopot dari Jabatannya

Sekian Harta Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi yang Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Nasional
Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Nasional
Ketua Dewas KPK Sebut Laporan Ghufron ke Albertina Mengada-ada

Ketua Dewas KPK Sebut Laporan Ghufron ke Albertina Mengada-ada

Nasional
Revisi UU MK yang Kontroversial, Dibahas Diam-diam padahal Dinilai Hanya Rugikan Hakim

Revisi UU MK yang Kontroversial, Dibahas Diam-diam padahal Dinilai Hanya Rugikan Hakim

Nasional
MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

Nasional
Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Nasional
Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Nasional
Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com