MADINAH, KOMPAS.com - Jemaah haji lansia perlu mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, kekebalan atau daya tahan tubuh Lansia berbeda dengan daya tahan tubuh orang dewasa pada umumnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Arfik Setyaningsih SpPD mengatakan, kondisi kekebalan atau daya tahan tubuh Lansia berbeda dengan daya tahan tubuh orang dewasa pada umumnya.
Ia menyampaikan, perubahan imunitas jemaah haji lansia dapat dipengaruhi proses penuaan, banyaknya penyakit kronis atau penyakit penyerta, serta faktor eksternal seperti stres, kelelahan, dehidrasi, dan penyesuaian iklim.
Baca juga: Kemenag Kecewa Maskapai Saudia Ubah Jadwal Terbang dan Jumlah Kursi Pesawat Jemaah Haji
Hal itu menyebabkan jemaah haji lansia di Arab Saudi rentan terkena penyakit. Salah satunya infeksi paru-paru, yang hingga kini menjadi penyebab terbanyak jemaah dirawat di KKHI Makkah.
Selain itu ada penyakit kronis yang sudah diderita jemaah haji lansia seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit paru kronis, jantung, stroke, serta pikun/demensia yang dapat memperburuk kondisi lansia.
“Penanganan infeksi paru pada Lansia, dokter geriatri akan berkolaborasi dengan dokter spesialis paru, dan dokter spesialis lainnya jika ada penyakit kronis lain untuk menetapkan tujuan terapi kepada pasien tersebut. Contohnya saat terjadi infeksi paru-paru maka akan kami berikan antibiotik, obat batuk, oksigenasi dan lain-lain,” ujarnya.
Gejala infeksi paru pada lansia tidak spesifik berupa batuk karena masalah perubahan imunitas.
Keluhan umum lansia dapat diawali dengan penurunan nafsu makan, lemas, kurang energik, tidak mau berinteraksi atau menyendiri, sering jatuh, rasa dingin, gangguan kencing, napas terasa berat, mudah lelah, mendadak lupa, bahkan penurunan kesadaran.
“Beberapa pasien Lansia yang kami rawat tidak selalu batuk namun hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien terkena infeksi paru-paru,” ucap Arfik.
Kasus Penurunan Daya Ingat
Selain infeksi paru, jemaah haji lansia sering menderita pikun atau penurunan daya ingat. Gejalanya adalah gelisah, marah-marah hingga mengamuk, tersesat, gangguan tidur, ada juga yang menjadi pendiam dan menyendiri, serta kebingungan.
“Selain infeksi paru, banyak ditemui kasus jemaah Lansia pikun di Tanah Suci dimana sebelumnya di tanah air tidak mengalami hal ini. Gangguan pikun akut yang dialami jemaah haji, dalam bahasa medis dikenal dengan istilah delirium,” tutur Arfik.
Ada juga kondisi yang sifatnya kronis yang lebih dikenal dengan istilah demensia.
Biasanya penyakit ini sudah lama diidap pasien namun sering tidak dikenali gejalanya oleh keluarga maupun tenaga kesehatan.
Perburukan kondisi sering dialami jemaah haji saat sudah tiba di Tanah Suci.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.