Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2023, 05:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Dua nama pesaing Anies, Ganjar dan Prabowo, pun belum mendeklarasikan cawapres. Masing-masing internal partai masih melihat-lihat dan memperhitungkan agar tak salah langkah.?

"Calon lain belum ada cawapresnya bisa naik kok," ujar Mabruri saat dimintai konfirmasi, Senin (5/6/2023).

Melihat ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, Koalisi Perubahan terbilang rawan goyah. Menurut dia, ada tiga alasan yang membuat poros politik tersebut hingga kini belum kukuh.

Setengah hati

Pertama, dukungan Partai Demokrat ke Anies yang dinilai masih setengah hati. Menurut Adi, Demokrat kerap tak sejalan dengan internal Koalisi Perubahan.

Beberapa waktu lalu, partai berlambang bintang mercy itu bersikukuh mengajukan nama ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies. Terbaru, Demokrat mendesak cawapres Anies segera diumumkan.

“Koalisi Perubahan ini sepertinya setengah hati, terutama Demokrat yang sebenarnya masih menggantung nasib politiknya,” kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

Menurut Adi, Demokrat belum all out atau sepenuhnya memperjuangkan Anies sebagai capres. Ini salah satunya tampak dari minimnya spanduk dan baliho Demokrat yang mempromosikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon RI-1.

Adi menduga, masih ada keraguan di internal Demokrat lantaran cawapres Anies belum juga diputuskan. Sementara, Demokrat masih berharap AHY yang jadi calon RI-2.

“Demokrat itu tidak terlampau all out memperjuangkan Anies sebagai capres mungkin karena AHY tak kunjung diumumkan sebagai kandidat cawapres yang akan mendampingi Anies,” ujar Adi.

“Jadi ini yang kemudian bisa menjelaskan salah satu variabel bahwa poros perubahan itu belum sepenuhnya solid,” tuturnya.

Telat panas

Adi juga menilai, Koalisi Perubahan untuk Persatuan lambat dalam memanaskan mesin politik mereka menuju Pemilu 2024. Pasalnya, kongsi tersebut tak serta merta menempatkan diri sebagai oposisi begitu meresmikan koalisi.

“Ini telat panas. Mestinya sejak dideklarasikan maju pilpres, Anies dan poros perubahan itu sudah ngegas nyerang kubu Jokowi dan kubu pemerintah,” kata Adi.

Baca juga: Dorong Anies Segera Umumkan Cawapres, Demokrat: Kita Tak Punya Banyak Waktu

Menurut Adi, Koalisi Perubahan baru terlihat “menyerang” pemerintahan Presiden Joko Widodo begitu Johnny G Plate, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem saat itu, ditetapkan sebagai tersangka korupsi proyek BTS Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru-baru ini.

Mestinya, kata dia, Nasdem, Demokrat, dan PKS langsung menunjukkan taringnya ke pemerintah begitu mengumumkan Anies sebagai bakal capres pada Oktober 2022 lalu.

Adi menyebut, penting buat Koalisi Perubahan menegaskan posisi politik mereka yang berseberangan dengan pemerintah. Apalagi, jika mereka hendak menyasar kelompok anti pemerintahan Jokowi.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com