Saya jadi ingat ucapan Menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (masa orde baru), Soesilo Soedarman (jenderal) bicara soal Bung Karno dengan para wartawan di kantor wakil presiden Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, tahun 1993.
Ketika itu rezim orde baru sedang ganas-ganasnya terhadap Megawati.
“Kita bangsa Indonesia saat ini janganlah merasa lebih pandai dari Pak Karno,” ujar Soesilo waktu itu.
Soesilo saat itu juga bercerita, ketika Konferensi Asia Afrika (KAA) berlangsung tahun 1955 di Bandung, dia masih berpangkat letnan.
“Ketika itu saya membawa istri saya yang sedang hamil ke tempat diselenggarakan konferensi itu. Saya ingin istri saya ikut mendengarkan pidato Bung Karno, siapa tau, anak saya akan mendapat berkah sehingga menjadi pemimpin seperti Pak Karno,” ujar jenderal itu.
Dalam buku “Biografi Luhut Binsar Pandjahitan – LUHUT” yang ditulis Noorca M Massardi (diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2022) antara lain dikisahkan pada 15 Juni 1948, Bung Karno berkunjung ke Balige, Sumatera Utara.
Ketika itu Ibunda Luhut, Ny Siti Frida Naiborhu, membawa bayinya, Luhut, ke acara penyambutan presiden RI yang pertama tersebut.
Ketika itu Bung Karno mendekati Ny Frida dan mengusap-usap kepala Luhut seraya berkata,”Suatu hari anak ini akan jadi orang besar”.
Luhut tahu cerita itu dari ibunya setelah dia dilantik jadi menteri perindustrian dan perdagangan oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) Kamis, 24 Agustus 2000.
“Namun sejarah membuktikan, elusan dan doa Bung Karno itu agaknya terbilang mustajab,” demikian kalimat yang ditulis dalam biografi Luhut tersebut.
Apa kata Luhut tentang Bung Karno? “Bung Karno mendeklarasikan kemerdekaan... Jika tidak ada Bung Karno dan Bung Hatta, mungkin belum tentu kita merdeka,” ujarnya.
Sejak masih belia sudah meneriakan dengan lantang tentang kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam usia 26 tahun, yakni di Bandung, 4 Juni 1927, Bung Karno mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia. Slogan dari organisasi ini adalah “Merdeka Sekarang juga”.
Sementara itu beberapa tokoh pergerakan lainnya belum berani menyerukan kemerdekaan secara terbuka.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tahun 1999 – 2004 dan 2004 – 2009 KH Hasyim Muzadi tahun 2012 mengatakan, Bung Karno adalah nasionalis sejati yang hanya berbuat untuk bangsa dan negara.
“Sayang banyak orang yang tidak mau mempelajari ajaran-ajaran Bung Karno. Apalagi ada pihak-pihak yang telah mendiskreditkan Bung Karno. Padahal ajaran-ajaran Bung Karno sangat relevan untuk membangun Indonesia agar menjadi bangsa yang mandiri, lepas dari kungkungan bangsa lain,” demikian Hasyim Muzadi yang wafat 16 Maret 2017.
Menutup tulisan ini saya laporkan, Jumat 2 Juni 2023 lalu, saya datang ke rumah salah satu bakal calon presiden untuk pemilihan presiden 2024 lalu, Anies Rasyid Baswedan di Joglo Satriyo Pinayungan Lambang Gantung, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Di salah satu dinding terpapang foto Bung Karno – Bung Hatta. Cukup bagus dan menarik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.