Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenazah Kapal Terbalik di Samudra Hindia Kembali Ditemukan, Identitas Belum Teridentifikasi

Kompas.com - 24/05/2023, 11:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melaporkan, jenazah awak kapal berbendera China, Lu Peng Yuan Yu 028, yang tenggelam di Samudra Hindia kembali ditemukan.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, ada tujuh jenazah yang kembali ditemukan. Informasi ini dia terima setelah mendapat konfirmasi dari Kedutaan Besar China di Jakarta.

"Kemlu telah dapat konfirmasi dari Kedubes RRT Jakarta bahwa 7 jenazah sudah ditemukan," kata Judha dalam keterangannya melalui pesan singkat, Rabu (24/5/2023).

Baca juga: UPDATE Kapal Ikan China Bawa 17 WNI Terbalik, Penyelidikan Awal Sebut Tak Ada Awak yang Selamat

Meski demikian, identitas ketujuh jenazah belum dapat dipastikan. Sebab, ketika ditemukan, diperkirakan jenazah tersebut bukan hanya berasal dari Indonesia.

Saat tenggelam, kapal penangkap ikan tersebut berawak total 39 orang, terdiri dari 17 warga negara China, 17 orang WNI, dan 5 warga negara Filipina.

Namun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polri terkait upaya identifikasi.

"Ketujuh jenazah tersebut belum dapat diidentifikasi. Untuk antisipasi, Kemenlu telah berkoordinasi dengan Pusdokkes Polri untuk pengambilan sampel DNA keluarga," jelasnya.

Sebelumnya, dua awak kapal Lu Peng Yuan Yu 028 telah ditemukan. Dua orang tersebut dinyatakan tewas. Dengan penemuan tujuh jenazah baru, total sudah ada sembilan jenazah yang ditemukan.

Baca juga: UPDATE Kapal Ikan China Bawa 17 WNI Terbalik, 7 Negara Turun Tangan, Baru 7 Mayat Ditemukan

Sebagai informasi, kapal penangkap ikan berbendera China, Lu Peng Yuan Yu 028, dilaporkan hilang pada tanggal 16 Mei 2023. Kapal tersebut terbalik di Samudra Hindia.

Atas insiden tersebut, upaya pencarian multinasional sedang dilakukan.

Saat menerima kabar, Kemenlu segera berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas).

Karena lokasi pancaran sinyal EPIRB (emergency positional indicator radio beacon) kapal Lu Peng Yuan Yu 028 berada di Samudra Hindia, maka Basarnas berkomunikasi dengan Otoritas Keselamatan Maritim Australia (Australian Maritime Safety Authority/AMSA).

Hal ini mengingat lokasi tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia.

Baca juga: Ivar Jenner dan Rafael Struick Resmi WNI, Tambah Kekuatan Timnas Indonesia

Selanjutnya, AMSA Australia melakukan operasi SAR di sekitar lokasi dengan mengerahkan aset baik pesawat dan kapal, termasuk meminta dukungan dari kapal niaga yang sedang berlayar di sekitar lokasi.

Hasilnya, kapal penangkap ikan tersebut sudah ditemukan dalam kondisi terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com