Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purnawirawan TNI-Polri Bertemu Jokowi, Bahas Kesejahteraan dan Pilpres 2024

Kompas.com - 22/05/2023, 17:48 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para purnawirawan TNI dan Polri bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Mereka yang hadir antara lain Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Agum Gumelar, perwakilan purnawirawan Polri Bambang Hendarso, perwakilan purnawirawan TNI AD Doni Monardo, dan perwakilan purnawirawan TNI AU Djoko Suyanto.

Baca juga: Bantah Bahas Dukungan ke Prabowo, Purnawirawan Polri: Demi Allah Tak Ada

Agum Gumelar mengatakan, pertemuan dengan Presiden tersebut membicarakan soal upaya peningkatan kesejahteraan purwirawan. 

"Dalam pertemuan ini kami laporkan tentang upaya dari kami para purnawirawan memohon kepada pemerintah untuk bisa meningkatkan kesejahteraan bagi para purnawirawan," ujar Agum.

"Kami sedang memproses ini, kami sedang membuat proposalnya yang komprehensif lah ya, visible. Yang kami bisa menyadari bahwa semua ini terpulang pada pundi-pundi keuangan negara kita. Jadi kita akan sampaikan kepada Presiden melalui Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)," lanjutnya.

Agum melanjutkan, Presiden Jokowi juga memberi pengarahan soal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 agar bisa berjalan lebih aman, lancar, tertib dan demokratis dibandingkan pemilu sebelumnya.

Dia mengatakan, purnawirawan pun sepakat menyampaikan kepada Presiden bahwa mereka akan netral dalam pemilu.

"Dalam masalah pilpres, pemilu, sebagai organisasi, sebagai satu lembaga kami harus bersikap netral. Tetapi sebagai individu, sebagai individu anggota daripada organisasi ini kami beri kebebasan untuk memilih di 2024," ungkapnya.

Baca juga: Klaim Didukung 80 Purnawirawan TNI-Polri Jadi Cawapres Anies, AHY: Saya Menangkap Kegelisahan Senior

"Kalau ada dua pilihan, pilih di antara dua pilihan. Kalau ada tiga pilihan, pilih di antara tiga. Dengan catatan bahwa perbedaan pemilih yang kami lakukan ini, yang terjadi ini sifatnya harus sementara. Perbedaan pemilih ini harus berakhir dan akan berakhir ketika pilpres selesai," tutur Agum.

Sehingga, sambungnya, begitu kontestasi pemilu selesai, tidak ada lagi perbedaan di antara para purnawirawan.

"Hormati apa pun yang jadi keputusan demokrasi. Itulah sikap yang kami sampaikan kepada Bapak Presiden," tegas Agum.

Dia menambahkan, Presiden juga berpesan agar hal-hal yang baik yang sudah dilakukan di masa pemerintahan saat ini agar bisa dilanjutkan oleh pemerintahan ke depan.

Meski demikian, Agum menegaskan Presiden Jokowi tidak menyebut nama-nama kandidat capres tertentu dalam pertemuan dengan purnawirawan.

"Oh enggak, enggak dibahas kandidat, enggak. Ya kita lihat nanti perkembangannya," tutur Agum.

"Jadi pulang kepada kita mau pilih siapa. Pulang kepada anda-anda semua juga mau pilih siapa. Tapi sekali lagi beda memilih sifatnya sementara," tambah mantan Menteri Pertahanan pada 2001 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com