Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Usai Johny G Plate "Diborgol", Saatnya Bongkar Pasang Kabinet

Kompas.com - 18/05/2023, 07:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Walau tuduhan tersebut masih harus dibuktikan lagi melalui proses persidangan nantinya, Kejaksaan Agung dengan melibatkan Pusat Penelusuran dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) harus terus mengulik kemana saja aliran rasuah Plate mengalir.

Apakah hanya sebatas untuk kepentingan memperkaya pribadi atau rasuah tersebut mengalir ke kas partai, seperti sinyalemen sebagian orang.

Keputusan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang langsung mencopot jabatan Plate sebagai Sekjen Nasdem serta akan memberikan bantuan hukum untuk Plate, sudah tepat dilakukan mengingat Plate sebagai kader tidak dilupakan partainya walaupun dalam kondisi sulit dan susah sekalipun.

Nasdem pun tidak akan menyerahkan nama pengganti dari internal Nasdem sebagai kandidat pengganti Plate sebagai Menkominfo mengingat pengangkatan dan pemberhentian adalah hak preogratif Presiden Jokowi.

Bongkar pasang Kabinet

Penahanan Menteri Plate tentu saja dari kacamata hukum memang tidak terbantahkan. Keberanian Kejaksaan Agung menaikkan status Plate dari saksi menjadi tersangka tentu saja telah dilakukan dengan cermat.

Bahkan sebagian kalangan yang mengenal “kebusukan” di Kemenkominfo, mengaku heran dengan langkah lambat penyematan status tersangka oleh Kejaksaan Agung.

Sebaliknya dari kacamata politik seiring dengan relasi Jokowi dengan Surya Paloh yang tengah berada di titik nadir - di antaranya diindikasikan tidak diundangnya Surya Paloh pada pertemuan para ketua umum partai-partai koalisi pendukung Jokowi ke Istana Negara saat Lebaran kemarin – penahanan Plate tentu saja mudah dikaitkan dengan imbas ketidakmesraan itu.

Kegigihan Nasdem yang menempuh “jalan berbeda” dengan teman seiring seperjuangan di koalisi pro pemerintahan Jokowi, yakni dengan mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres di Pilpres 2024, sebaiknya penetapan status tersangka terhadap Plate harus disikapi lagi dengan “penarikan” total kader-kader Nasdem dari Kabinet Indonesia Maju.

Momentum penahanan Johnny G. Plate harus dijadikan keberanian Nasdem bersikap tegas dan tidak lagi “plin-plan”.

Nasdem sering mengkritik pedas langkah-langkah politik Presiden Jokowi, tetapi tetap tidak berani menarik kader-kadernya dari kabinet. Nasdem tidak boleh lagi bermain dua kaki dan mencari aman di pemerintahan Jokowi.

Usai Plate ditahan dan dicopot jabatannya dari Menkominfo, Nasdem masih menyisahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.

Usai penahanan Plate dan menyisahkan posisi menteri yang kosong, Jokowi harusnya melakukan konsolidasi politik untuk memperkuat pijakannya di Pemilu 2024 selain untuk memastikan jalannya pemerintahan tidak pincang.

Jika ada partai anggota koalisinya memang sudah jelas-jelas tidak seiring sejalan, Jokowi harus berani merombak kabinetnya dengan menggantinya dari kader partai yang masih setia atau kalangan profesional.

Kemenkominfo yang selalu “ketiban” apes di setiap rezim karena menjadi sapi perahan rasuah dari para menterinya, harus diisi oleh figur yang mengerti digitalisasi penyiaran, paham dengan kompleksitas persoalan layanan internet di tanah air yang masih “amburadul” serta manajemen penataan informasi di semua lini.

Tidak itu saja, pengganti Plate hendaknya bisa mengedepankan urusan kerakyatan dibandingkan urusan kepartaian.

Sisa pemerintahan Jokowi memang akan berakhir pada Oktober 2024, dan bisa dibilang tidak lama lagi. Akan tetapi, proses reshuffle tidak boleh dikaitkan lagi dengan kekhawatiran terjadinya ketidakefektifan jalannya pemerintahan.

Sekali lagi, Jokowi sebagai Presiden harus bisa memastikan jalannya pemerintahan tetap di bawah kendalinya. Mengganti tiga menteri dari Nasdem bukan perkara susah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com