Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Charta Politika: Mahfud MD Masuk Top 3 Cawapres

Kompas.com - 15/05/2023, 21:35 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Charta Politika Indonesia mengungkapkan temuan mengagetkan, di mana Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD masuk ke dalam daftar papan atas calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi.

Mahfud berada di posisi ketiga dengan elektabilitas cawapres tertinggi. Sementara nomor urut pertama dan kedua diisi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Adapun pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode multistage random sampling. Margin of error dalam survei ini diperkirakan kurang lebih 2,82 persen.

Pada kesempatan ini, Charta Politika melakukan wawancara terhadap para responden melalui tatap muka. Survei dilakukan pada 2-7 Mei 2023.

Baca juga: Kasus TPPO Tak Boleh Pakai Restorative Justice, Mahfud: Penjahat Itu Lawannya Negara...

Awalnya, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, Sandiaga Uno berada di peringkat pertama dengan elektabilitas sebesar 19,8 persen.

Yunarto mengungkapkan, sebenarnya posisi Sandiaga dan Ridwan Kamil seimbang lantaran memiliki perbedaan elektabilitas yang tidak jauh.

"Nomor satu ada Sandiaga Uno di angka 19,8 persen. Saya pikir ini dikarenakan investasi elektoral yang sudah dimiliki Sandi pada pemilu sebelumnya," ujar Yunarto dalam jumpa pers virtual, Senin (15/5/2023).

"Diikuti Ridwan Kamil yang bisa dikatakan berimbang, 18,4 persen, masih dalam margin of error. Dua nama ini memang sudah bersaing selama enam bulan terakhir," katanya lagi.

Baca juga: Daftar Cawapres Usulan Musra: Mahfud MD, Sandiaga Uno hingga Ridwan Kamil

Yunarto lantas menyebut, yang mengagetkan adalah sosok di nomor tiga, yakni Mahfud MD.

Menurutnya, sejauh ini nama Mahfud tidak pernah masuk ke dalam top tiga cawapres dengan elektabilitas tertinggi.

"Dan yang ketiga, yang mengagetkan. Saya pikir ini nama baru, tidak pernah dibahas banyak terlalu banyak dalam rilis-rilis sebelumnya. Pak Mahfud ini di peringkat ketiga dan sudah masuk angka belasan persen," ujar Yunarto.

Yunarto mengatakan, elektabilitas Mahfud tidak terlampau jauh dari Ridwan Kamil dan Sandiaga, yang biasanya menjauhi sosok cawapres lain.

Terlebih, menurutnya, Mahfud berhasil menyalip angka elektabilitas nama-nama lain seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Baca juga: INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Penetapan Pasangan Capres-Cawapres, Ganjar-Mahfud MD di Istana

Yunarto menduga elektabilitas Mahfud sebagai cawapres melejit lantaran gaya komunikasinya sebagai pejabat publik berbeda dengan pejabat-pejabat lainnya.

"Pak Mahfud ini saya tidak tahu apakah ada pengaruh karena keberaniannya di Komisi III yang menampilkan gaya komunikasi politiknya yang agak berbeda dengan sebagian pejabat yang lain. Dan kadang-kadang publik atau netizen itu senang sekali gitu dengan dobrakan-dobrakan seperti itu," katanya.

Yunarto kemudian menilai konstelasi politik bisa berubah dengan masuknya nama Mahfud MD, asalkan ada partai yang siap mengusungnya.

"Ini saya kira bisa mengubah konstelasi. Dan catatannya partai mana yang Ingin memajukan nama Pak Mahfud ketika masing-masing partai masih fokus pada memajukan jagoan-jagoannya atau ketua umumnya menjadi cawapres," ujar Yunarto.

Berikut daftar elektabilitas Wakil Presiden versi Charta Politika:

  1. Sandiaga Uno: 19,8 persen
  2. Ridwan Kamil: 18,4 persen
  3. Mahfud MD: 15,2 persen
  4. Agus Harimurti Yudhoyono: 10,9 persen
  5. Erick Thohir: 9,2 persen
  6. Khofifah Indar Parawansa: 5,8 persen
  7. Muhaimin Iskandar: 3,5 persen
  8. Puan Maharani: 2,9 persen
  9. Airlangga Hartarto: 2,2 persen
  10. Tidak tahu/tidak jawab: 12 persen.

Baca juga: Mahfud: Tidak Ada Restorative Justice untuk TPPO, Pelaku Harus Dihukum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com