JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Charta Politika Indonesia mengungkapkan temuan mengagetkan, di mana Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD masuk ke dalam daftar papan atas calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi.
Mahfud berada di posisi ketiga dengan elektabilitas cawapres tertinggi. Sementara nomor urut pertama dan kedua diisi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Adapun pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode multistage random sampling. Margin of error dalam survei ini diperkirakan kurang lebih 2,82 persen.
Pada kesempatan ini, Charta Politika melakukan wawancara terhadap para responden melalui tatap muka. Survei dilakukan pada 2-7 Mei 2023.
Baca juga: Kasus TPPO Tak Boleh Pakai Restorative Justice, Mahfud: Penjahat Itu Lawannya Negara...
Awalnya, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, Sandiaga Uno berada di peringkat pertama dengan elektabilitas sebesar 19,8 persen.
Yunarto mengungkapkan, sebenarnya posisi Sandiaga dan Ridwan Kamil seimbang lantaran memiliki perbedaan elektabilitas yang tidak jauh.
"Nomor satu ada Sandiaga Uno di angka 19,8 persen. Saya pikir ini dikarenakan investasi elektoral yang sudah dimiliki Sandi pada pemilu sebelumnya," ujar Yunarto dalam jumpa pers virtual, Senin (15/5/2023).
"Diikuti Ridwan Kamil yang bisa dikatakan berimbang, 18,4 persen, masih dalam margin of error. Dua nama ini memang sudah bersaing selama enam bulan terakhir," katanya lagi.
Baca juga: Daftar Cawapres Usulan Musra: Mahfud MD, Sandiaga Uno hingga Ridwan Kamil
Yunarto lantas menyebut, yang mengagetkan adalah sosok di nomor tiga, yakni Mahfud MD.
Menurutnya, sejauh ini nama Mahfud tidak pernah masuk ke dalam top tiga cawapres dengan elektabilitas tertinggi.
"Dan yang ketiga, yang mengagetkan. Saya pikir ini nama baru, tidak pernah dibahas banyak terlalu banyak dalam rilis-rilis sebelumnya. Pak Mahfud ini di peringkat ketiga dan sudah masuk angka belasan persen," ujar Yunarto.
Yunarto mengatakan, elektabilitas Mahfud tidak terlampau jauh dari Ridwan Kamil dan Sandiaga, yang biasanya menjauhi sosok cawapres lain.
Terlebih, menurutnya, Mahfud berhasil menyalip angka elektabilitas nama-nama lain seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Baca juga: INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Penetapan Pasangan Capres-Cawapres, Ganjar-Mahfud MD di Istana
Yunarto menduga elektabilitas Mahfud sebagai cawapres melejit lantaran gaya komunikasinya sebagai pejabat publik berbeda dengan pejabat-pejabat lainnya.
"Pak Mahfud ini saya tidak tahu apakah ada pengaruh karena keberaniannya di Komisi III yang menampilkan gaya komunikasi politiknya yang agak berbeda dengan sebagian pejabat yang lain. Dan kadang-kadang publik atau netizen itu senang sekali gitu dengan dobrakan-dobrakan seperti itu," katanya.
Yunarto kemudian menilai konstelasi politik bisa berubah dengan masuknya nama Mahfud MD, asalkan ada partai yang siap mengusungnya.
"Ini saya kira bisa mengubah konstelasi. Dan catatannya partai mana yang Ingin memajukan nama Pak Mahfud ketika masing-masing partai masih fokus pada memajukan jagoan-jagoannya atau ketua umumnya menjadi cawapres," ujar Yunarto.
Baca juga: Mahfud: Tidak Ada Restorative Justice untuk TPPO, Pelaku Harus Dihukum
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.