"Ya kelihatannya seperti itu, gairah atau spirit koalisi besar tensinya terkurangi oleh pernyataan Jusuf Kalla," kata Ujang kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).
Menurutnya, gagasan pembentukan koalisi besar bisa saja terwujud. Akan tetapi, baik PKB dan Golkar pada kenyataannya mempunyai kepentingan yang berbeda, terutama perihal pendamping Prabowo.
Hal inilah yang kemudian dianggap menyulitkan kedua partai dapat sejalan dalam mewujudkan koalisi besar.
Sebaliknya, Ujang menilai, kehadiran koalisi besar justru akan mengancam peluang Cak Imin menjadi pendamping Prabowo dengan kehadiran Airlangga atau tokoh dari partai lain.
"Oleh karena itu PKB tancap gas menolak koalisi besar, karena (apabila) koalisi besar hadir, hilang keinginan Cak Imin menjadi cawapres Prabowo," imbuh dia.
(Penulis: Tatang Guritno, Adhyasta Dirgantara, Ardito Ramadhan, Singgih Wiryono | Editor Sabrina Asril, Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.