Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Lebih Mudah Dehidrasi Akibat Peningkatan Suhu Bumi, IDAI: Perbanyak Beri Minum

Kompas.com - 04/05/2023, 10:47 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kurniawan Taufiq Kadafi mengatakan, anak lebih mudah dehidrasi akibat dari peningkatan suhu ekstrem bumi.

"Bahayanya adalah bisa terjadi dehidrasi bahkan bisa sampai terjadi pingsan kalau terjadi situasi yang sangat ekstrem," ungkap dokter spesialis anak yang akrab disapa Kadafi pada konferensi pers virtual yang diselenggarakan IDAI pada Selasa, (2/5/2023).

Akibat dari kenaikan ekstrem suhu permukaan bumi yang akhir-akhir ini dirasakan masyarakat Indonesia, menurut Kadafi, orang tua tidak perlu membatasi aktivitas anak di luar rumah.

Namun, yang perlu ditegaskan adalah orang tua harus mengingatkan anak-anaknya untuk mengonsumsi air putih yang lebih banyak daripada biasanya untuk menghindari anak dari dehidrasi.

Baca juga: Main Seharian Saat Panas Terik Idul Fitri, Bocah Malaysia Meninggal karena Dehidrasi

"Risiko dehidrasi terjadi pada anak sangat besar sehingga orang tua mesti diingatkan untuk anaknya dibawakan bekal air minum yang jauh lebih banyak daripada biasanya," pesan Kadafi.

Tidak hanya orang tua, dokter itu juga berpesan kepada para guru untuk mengingatkan anak didiknya untuk rutin minum air putih di sela-sela aktivitas pembelajaran di sekolah.

Kadafi juga menghimbau jika kenaikan suhu permukaan bumi sudah di atas rata-rata, sebaiknya aktivitas yang biasanya dilakukan di luar ruangan, dilakukan di dalam ruangan saja.

Baca juga: Cara Menjaga Tubuh Tetap Dingin Saat Dilanda Suhu Panas

"Tetapi menurut kami juga sebenarnya tidak ada batasan (aktivitas), tetapi ada hal-hal yang perlu diantisipasi seperti tadi peningkatan kebutuhan cairan, kemudian konsumsi air, konsumsi buah, dan lain sebagainya tetap diberikan," katanya.

Tak hanya air putih, kata Kadafi, kebutuhan cairan bagi anak bisa juga dipenuhi dengan asupan lain, seperti susu dan buah. Sebab, itu juga mengandung air.

"Andaikata air putihnya tidak sebanyak susunya, tapi susu sudah cukup banyak (dikonsumsi). Nah, itu jadi total kebutuhan cairan itu yang yang kita hitung sebenarnya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com