JAKARTA, KOMPAS.com - Tak kurang dari 2,5 jam Presiden Joko Widodo bertemu dengan para ketua umum partai politik pendukungnya di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam.
Pertemuan yang diawali dengan makan malam itu dilangsungkan secara tertutup sejak pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.37 WIB.
Enam ketua umum parpol hadir, yakni Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Kemudian, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono.
Baca juga: Ketum Parpol Bertemu Jokowi, Prabowo Tegaskan Tak Bahas Politik
Satu-satunya ketum partai koalisi pemerintah yang tak hadir di dalam pertemuan malam ini adalah Surya Paloh. Ketua bidang Media dan Komunikasi Publik Partai Nasdem, Charles Meikyansah menyebut bahwa Paloh tak mendapat undangan dari Jokowi untuk menghadiri pertemuan malam ini.
Diketahui, Nasdem saat ini telah membentuk koalisi bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024.
Prabowo yang dikonfirmasi mengenai ketidakhadiran Paloh usai bertemu dengan Jokowi, mengungkapkan bahwa mantan koleganya saat masih sama-sama berada di Partai Golkar itu kini sedang berada di luar negeri.
"(Surya Paloh) sedang di luar negeri, sedang di luar negeri," ucap Prabowo di halaman Istana Merdeka.
Menteri Pertahanan itu pun kembali menegaskan soal Paloh yang sedang berada di luar negeri ketika awak media bertanya kepadanya soal tidak diundangnya Ketum Nasdem itu oleh Jokowi.
"Sedang di luar negeri," singkat Prabowo.
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Mardiono yang menyebut Paloh tengah berada di luar negeri. Namun demikian, ia tak mengetahui apakah Paloh diundang atau tidak dalam pertemuan malam ini.
"Kalau itu saya tidak tahu, karena bukan tuan rumah. Tentu yang tahu adalah tuan rumah, jadi tadi saya tidak menanyakan apakah Nasdem diundang," ucapnya.
Ia juga memastikan tidak ada pembahasan mengenai Nasdem dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, dalam pertemuan bersama enam ketua umum parpol, Megawati menjadi ketum pertama yang keluar meninggalkan Istana Merdeka.
Pantuan Kompas.com, Megawati meninggalkan Istana Merdeka dengan menumpangi mobil Toyota Alphard hitam bernomor poliri RI 42 sekitar pukul 21.38 WIB.
Baca juga: Airlangga Klaim Koalisi Besar Tak Dibahas Jokowi Bersama Ketum Parpol Malam Ini
Awak media sempat mencoba mewawancari Megawati yang terlihat menumpangi mobil tersebut bersama Sekretaris Jenderal DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Namun, ketika melintas di depan pintu gerbang, Megawati yang sejak awal telah menurunkan kaca mobilnya hanya melambaikan tangan sembari menyunggingkan senyum lebar kepada awak media.
Pun demikian dengan Hasto yang duduk di samping kiri Mega. Keduanya kompak tersenyum sembari melambaikan tangan saat awak media bertanya mengenai apa saja hal yang dibahas antara dirinya dengan Presiden Jokowi dan perasaan Mega yang terkesan senang dan bahagia usai pertemuan itu.
Sementara itu, Mardiono mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi sempat mengantar seluruh ketum parpol sampai ke depan Istana Merdeka. Kebetulan, menurutnya, mobil Megawati sudah menunggu di sana, sehingga Presiden kelima RI itu menjadi ketum parpol pertama yang meninggalkan lokasi pertemuan.
Baca juga: Tebar Senyum, Megawati Jadi Ketum Parpol Pertama yang Keluar Usai Bertemu dengan Jokowi
"Karena Pak Presiden mengantarkan sampai ke depan, ada mobil Bu Mega yang sudah jemput duluan, jadi Bu Mega yang keluar duluan. Itu saja," ucapnya seperti dikutip dari Kompas TV.
Setelah Megawati meninggalkan lokasi, sepuluh menit kemudian giliran para ketum parpol lain yang mulai meninggalkan Istana Merdeka. Mereka pun terlihat kompak berjalan kaki untuk menunju mobil mereka masing-masing.
Airlangga dan Muhaimin menjadi dua ketum parpol setelah Megawati yang terlihat meninggalkan Istana Merdeka. Muhaimin yang mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna hijau dan peci hitam terlihat beberapa kali tertawa dan bercanda dengan Airlangga yang mengenakan kemeja batik warna kuning.
Sesekali keduanya melambaikan tangan ke arah awak media yang telah menunggu mereka. Saat disinggung kedekatan kedua partai, Airlangga menyebut bahwa dirinya akan kembali bertemu dengan Muhaimin bersama elite Golkar dan elite PKB pada Rabu (3/5/2023) siang.
"Tunggu besok siang, ada halal bihalal Golkar PKB di Pelataran, jam 13.00," ungkap Airlangga.
Sementara itu, mengenai pertemuan malam ini, ia mengungkapkan bahwa pertemuan dilangsungkan dalam rangka silaturahmi dengan enam parpol pendukung pemerintah.
Dalam pertemuan itu turut dibahas mengenai berbagai persoalan dan tantangan ekonomi ke depan.
Ia pun menampik adanya pembahasan mengenai penggabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi Golkar bersama PPP dan PAN, dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diinisiasi PKB dan Gerindra, ke dalam sebuah koalisi besar.
Baca juga: Surya Paloh Tak Diundang Jokowi ke Istana, Prabowo: Sedang di Luar Negeri
"Tadi tidak bahas spesifik mengenai itu tapi bahas mengenai tantangan-tantangan perekonomian ke depan juga yang sering disampaikan Bapak Presiden dan tantangan mengenai middle income trap. Jadi kita memiliki pemahaman yang sama. Enam partai yang bertemu bapak presiden," ujarnya.
Usai memberikan keterangan, keduanya sempat kembali masuk ke dalam jalan menuju Istana Merdeka untuk berfoto bersama Prabowo, Zulkifli Hasan dan Mardiono. Usai sesi foto, giliran Prabowo dan Mardiono yang memberikan keterangan kepada awak media.
Sementara Zulhas memilih meninggalkan awak media bersama Airlangga dan Muhaimin sembari melambaikan tangan.
Baca juga: Prabowo, Airlangga, Zulhas, hingga Mardiono Temui Jokowi di Istana
Prabowo mengungkapkan bahwa dalam pertemuan malam ini disinggung mengenai situasi perkembangan ekonomi terakhir. Termasuk dalam hal ini prediksi sejumlah negara besar, Bank Dunia dan IMF terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
"Ramalan semua negara besar, ramalan WB, IMF semua bahwa Indonesia benar-benar punya potensi menjadi negara maju. Sekarang kalau tidak salah GDP kita sudah 1,5 T, diperkirakan sekarang ekonomi kita sudah ke-16 terbesar dan diperkirakan sangat mungkin menjadi ke-4 terbesar di dunia," ucap Prabowo.
"Kalau kita pandai memanfaatkan. Saya kira itu titipan beliau (Presiden Jokowi) kepada kita-kita," imbuhnya.
Ia pun menampik adanya pembahasan pembentukan koalisi besar di dalam pertemuan malam ini. Termasuk mengenai ajakan untuk mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Diketahui, Ganjar telah diusung PDI Perjuangan sebagai bakal capres. Selain Ganjar, PPP, Hanura dan PSI juga masuk ke dalam barisan gerbong pendukung itu.
"Tadi kita enggak terlalu rinci ya," ucap Prabowo.
Sementara itu, Mardiono menyinggung soal potensi bonus demografi yang akan dimiliki Indonesia dalam kurun 13 tahun ke depan.Menurutnya, bila hal ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya maka Indonesia akan kehilangan momentum tersebut.
Baca juga: Surya Paloh Tak Diundang Jokowi ke Istana, Nasdem: Memang Anies Kenapa?
Senada dengan Prabowo, Mardiono mengungkap bahwa hampir tidak ada pembahasan mengenai situasi politik jelang kontestasi 2024.
Hanya saja, Prabowo sempat mengunkapkan sejumlah pesan yang disampaikan Jokowi kepada para ketum parpol yang hadir.
"Secara praktis tidak (ada) ya (pembahasan politik 2024), tapi titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak demi bangsa dan negara. Saya kira itu ya, terima kasih," ujarnya.
Usai memberikan keterangan, keduanya lantas meninggalkan awak media untuk menuju mobil masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.