Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak PAN-Golkar Dukung Ganjar Jadi Capres, PPP: Kalau Terjadi Namanya KIB Plus

Kompas.com - 30/04/2023, 23:59 WIB
Irfan Kamil,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono mengaku telah mengajak Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar) untuk ikut mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres).

Hal itu dilakukan lantaran PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan PAN dan Golkar. Namun, loalisi yang pertama kali terbentuk itu tidak akan mencampuri urusan internal masing-masing partai.

"KIB tidak menyatakan keberatan (PPP usung Ganjar Pranowo), tetapi justru masing masing parpol punya tugas, termasuk saya untuk mengajak anggota KIB untuk sama pilihannya dengan PPP,” kata Mardiono usai pertemuan kerja sama dengan PDI-P di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023).

Baca juga: Megawati Sebut Ada 10 Orang Lebih Mau Jadi Cawapres Ganjar

“Kalau itu terjadi (PAN dan Golkar dukung Ganjar Pranowo) maka akan sampaikan itu namanya KIB plus. namun jika berbeda itu adalah keniscayaan politik," ucapnya melanjutkan.

Mardiono mengatakan, Indonesia merupakan negara demokratis. Oleh sebab itu, setiap partai mempunyai hak masing-masing untuk menentukan pilihan.

Dengan demikian, Plt Ketua Umum PPP ini pun berpandangan, KIB bakal saling menghormati pilihan masing-masing anggota koalisi terhadap Capres yang akan didukung.

"Alhamdulilah hasil Pertemuan kami dengan KIB, KIB tetap solid, rukun, guyub," ucap Mardiono.

Baca juga: Kerja Sama Usung Ganjar Pranowo Jadi Capres, Mardiono Serahkan Hasil Rapimnas PPP ke Megawati

Lebih lanjut, Mardiono menegaskan bahwa KIB didirikan untuk sama-sama memperjuangkan ide dan gagasan antara tiga partai tersebut.

Akan tetapi, terkait sikap berbeda PPP dalam mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres merupakan konteks berbeda.

"Ini koalisi bagaimana membangun ide dan gagasan untuk bangsa ke depan. Keputusan internal partai masing-masing dalam memikirkan bakal capres ini ruang yang berbeda," jelas Mardiono.

Pertemuan antara PPP dan PDI-P membahas hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) V PPP yang memutuskan bahwa Partai berlambang Ka'bah itu akan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Dalam pertemuan tertutup ini, capres usungan PDI-P Ganjar Pranowo turut hadir dalam pertemuan tersebut. Bahkan, Guburnur Jawa Tengah itu bahkan duduk sejajar dengan Megawati dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP M Mardiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com