Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Arab Saudi: Evakuasi WNI dari Sudan Jadi Refleksi Kekuatan Kerja Sama Arab Saudi-Indonesia

Kompas.com - 28/04/2023, 05:08 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah Al Amudi mengatakan, evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan ke Jeddah menjadi refleksi kekuatan kerja sama Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia.

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers evakuasi WNI di Sudan ke Arab Saudi di Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2023).

"Proses evakuasi WNI dari daerah konflik di Sudan ini merefleksikan bagaimana kuatnya hubungan kerja sama ataupun hubungan yang terjadi antara Kerajaan Arab SAudi dan Republik Indonesia," ujar Faisal.

Selain itu, Faisal mengatakan, evakuasi WNI dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi, menjadi evakuasi jalur laut terbesar yang pernah terjadi.

Baca juga: Malam Ini, 390 WNI yang Dievakuasi dari Sudan Diterbangkan ke Tanah Air dari Jeddah

"Ini merupakan pertama kalinya. Proses (evakuasi) ini yang sangat besar sekali dilakukan melalui jalur laut," kata Faisal.

Hubungan kuat diplomasi RI dengan Kerajaan Arab Saudi juga terlihat ketika Kementerian Luar Negeri RI berkoordinasi di waktu libur hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

"Sampai minta waktu kemarin saat libur hari raya pun kita lakukan kerja sama dan melakukan koordinasi dengan baik untuk proses evakuasi ini," ujarnya.

Sebagai informasi, 557 WNI berhasil dievakuasi dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi. Ratusan WNI tersebut tiba di Jeddah sekitar pukul 09.00 WIB pada Rabu (26/4/2023) kemarin.

Rincian WNI yang tiba di Jeddah, terdiri dari 332 laki-laki, 199 perempuan, dan 36 anak-anak.

Baca juga: Bantu Evakuasi WNI di Sudan, Dubes Arab Saudi: Komitmen Kami untuk Kemanusiaan di Dunia

Ratusan WNI tersebut dievakuasi lewat jalur laut melalui kota Port Sudan menuju pelabuhan Jeddah, Arab Saudi.

Diketahui, Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.

Baca juga: 390 WNI yang Dievakuasi dari Sudan Rencananya Tiba di Jakarta Besok Pagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com