Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Beri Sinyal Penentuan Cawapres Ganjar Dibahas Gabungan Parpol

Kompas.com - 27/04/2023, 18:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengungkapkan partainya tidak sendirian dalam menentukan calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

PDI-P akan memutuskan cawapres Ganjar bersama partai politik lain.

"Ya ini kan calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik atau gabungan parpol, ini adalah amanat konstitusi yang kita pegang dengan teguh dengan penuh kedisiplinan," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (27/4/2023).

Hasto mengingatkan bahwa penetapan sosok cawapres Ganjar akan dilakukan setelah kerja sama politik resmi dibentuk.

Oleh karena itu, terkait cawapres tidak serta merta menjadi keputusan PDI-P seorang.

Baca juga: Sandiaga Santer Digadang Jadi Cawapres Ganjar, PDI-P Bakal Analisis Track Record dan Kompetensinya

"Sekali lagi pengaitan tentang pengerucutan, siapa yang nanti akan mendampingi Bapak Ganjar Pranowo, nanti ada beberapa tahap-tahap setelah kerja sama partai politik ini difinalkan," ujar Hasto.

Di sisi lain, Hasto juga memaparkan kriteria cawapres yang cocok untuk Ganjar. Salah satunya soal kecocokan.

Hasto mengungkit bagaimana Wakil Presiden (Wapres) Pertama RI Muhammad Hatta atau Bung Hatta menjadi pendamping Presiden Pertama Soekarno atau Bung Karno di pemerintahan.

Baca juga: Ganjar Bakalan Sosialisasi sebagai Bakal Capres Tiap Sabtu dan Minggu

"Zaman Bung Karno dulu, Bung Hatta merupakan dwi tunggal yang tidak tergantikan. Kemudian kita melihat bagaimana kesesusaian, chemistry tadi saling melengkapi," contoh Hasto.

Tak sampai situ, kecocokan itu juga berlanjut saat Megawati Soekarnoputri dipasangkan dengan Hamzah Haz sebagai Presiden Kelima RI dan Wakil Presiden.

PDI-P melihat kepemimpinan Megawati dan Hamzah Haz satu kesatuan.

"Jika salah satu batuk, yang lain ikut batuk, maka kemudian beliau (Megawati) berpesan 'Pak Hamzah, kalau nanti memimpin sidang, kalau saya (Megawati) mau ambil keputusan sebelum ketok palu, kalau ada sesuatu yang kurang berkenan, tolong saya dikasih kode'," beber Hasto.

"Ini kan menunjukkan kesatupaduan kepemimpinan yang luar biasa," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com