Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Buruh Dianggap Sedang Bersiasat Lewat Kode Dukung Ganjar Capres

Kompas.com - 27/04/2023, 06:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana menilai bahwa Partai Buruh sedang bersiasat dengan memberi kode dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.

Ia menilai, ada dua dampak positif yang coba dikejar Said Iqbal cs dengan memberi kode dukungan kepada politikus PDI-P yang elektabilitasnya konsisten di puncak itu.

Baca juga: Dikritik karena Kode Dukung Ganjar, Partai Buruh Akui Sempat Ingin Absen pada Pilpres 2024

Pertama, kepentingan elektoral. Partai Buruh membutuhkan banyak suara untuk membuat mereka meraih kursi di DPR RI dengan lolos ambang batas parlemen 4 persen dari total suara sah.

"Sampai hari ini, partai politik itu semua sedang bereksperimen menaikkan elektabilitas berdasarkan figur. Efek ekor jasnya sedang dilihat, berdampak atau tidak terhadap elektabilitas mereka," kata Aditya ketika dihubungi, Rabu (26/4/2023).

"Itu bagian dari strategi. Kenapa dia beralih ke Ganjar, karena memang ada korelasinya dengan Jokowi, karena memang konteks mencari figur yang berpotensi menaikkan popularitas tersebut," ujar dia.

Kedua, di luar urusan elektoral Partai Buruh, strategi mendekati atau mengumbar dukungan pada kandidat tertentu dianggap melahirkan peluang untuk memperoleh posisi strategis tertentu setelah pemungutan suara.

Baca juga: Partai Buruh Pastikan Akan Dukung Capres Tertentu, Bisa Jadi Ganjar atau Anies

Aditya memberi contoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Perindo yang diberikan Presiden RI Joko Widodo kursi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang serta Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Padahal, keduanya gagal tembus ambang batas parlemen 4 persen sehingga tak beroleh satu pun kursi di Senayan.

"Dari segi pembiayaan (partai politik), ada korelasinya. Partai jadi bisa hidup walaupun tidak mendapatkan kursi di DPR," ujar Direktur Eksekutif Algoritma itu.

"Logikanya bukan hanya dukungan pencalonan, tetapi juga setelah itu. Ambil contoh lain, Hanura juga langsung (menyatakan dukungan) ketika Ganjar dicapreskan. Kecil dia, tapi dia butuh untuk bertahan. Dia tidak lolos ambang batas parlemen, namun dengan mendapatkan pekerjaan-pekerjaan dari negara apa pun bentuknya, dia bisa bertahan," papar dia.

Menjadi oposisi, bagi partai politik pendatang baru seperti Partai Buruh, dianggap cukup riskan untuk kelangsungan partai jangka panjang.

"Belajar dari partai kecil lain, tidak lolos ambang batas parlemen, tapi dapat posisi-posisi di pemerintahan. Kalau jadi oposisi, makin diinjak dan tidak dapat apa-apa. Sudah di DPR kursinya kecil, tidak bisa teriak-teriak, buat apa? Ini masalah survival (bertahan hidup). Partai Buruh mengincar itu," kata Aditya.

Baca juga: Partai Buruh Akan Uji Materi, Minta MK Ubah Pengertian Parliamentary Threshold 4 Persen

Sebelumnya, Partai Buruh memberi penjelasan setelah pernyataan mereka yang mengisyaratkan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 berujung blunder karena dikritik warganet.

Kebanyakan warganet berpendapat, Partai Buruh bertindak Inkonsisten karena awalnya mengeklaim tak akan berkoalisi dengan partai pendukung UU Cipta Kerja. Sementara itu, partai pengusung Ganjar, PDI-P, merupakan partai pendukung beleid bermasalah itu.

Ketua Tim Khusus Pemenangan Partai Buruh Said Salahuddin menyampaikan bahwa dukungan partainya terhadap salah satu pasangan capres-cawapres yang kelak ditetapkan oleh KPU merupakan sebuah keniscayaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Litbang 'Kompas': Citra KPU-Bawaslu Menguat Seusai Pemilu 2024

Survei Litbang "Kompas": Citra KPU-Bawaslu Menguat Seusai Pemilu 2024

Nasional
Survei Litbang “Kompas': Citra Positif Lembaga Negara Meningkat, Modal Bagi Prabowo-Gibran

Survei Litbang “Kompas": Citra Positif Lembaga Negara Meningkat, Modal Bagi Prabowo-Gibran

Nasional
Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Nasional
Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Nasional
PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

Nasional
6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

Nasional
Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Nasional
Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi 'Online', Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi "Online", Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Nasional
Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Nasional
Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan 'Legacy' Baik Pemberantasan Korupsi

Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan "Legacy" Baik Pemberantasan Korupsi

Nasional
Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Nasional
Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Nasional
Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Nasional
Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Nasional
Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com