Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Perubahan "Puzzle" Koalisi Pasca-pencapresan Ganjar oleh PDI-P

Kompas.com - 24/04/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PKS tentu tidak ingin Anies Baswedan selamanya akan “jomblo” dan ke depannya akan merugikan kepentingan PKS sendiri.

Akankah peta koalisi berubah?

Pasca-pencapresan Ganjar oleh PDI-P, “puzzle-puzzle” partai dalam beragam koalisi pasti akan berubah.

Jika Koalisi Perubahan untuk Perbaikan yang mendukung pencapresan Anies Baswedan diperkirakan akan semakin solid karena tinggal menetapkan Cawapres, maka kondisi seperti ini tidak terjadi di Koalisi Indonesia Bersatu.

Golkar yang tidak memiliki DNA “oposisi” serta PPP dan PAN yang cenderung mencari “aman” karena menyadari beratnya raihan suara di Pemilu 2024 mendatang, pasti akan memilih jalan pragmatis.

Ketiga partai tersebut akan menempuh jalan kemenangan dengan melabuhkan suaranya kepada capres yang paling potensial.

Golkar, PPP, dan PAN juga ingin memastikan akomodasi politik berupa kursi di kabinet andai capres yang disokongnya menang.

Beberapa kader PPP maupun PAN secara terbuka mendukung Ganjar, bahkan Rapat Kerja Nasional PAN di Semarang beberapa waktu lalu, sempat menggadang-gadang pasangan Ganjar dengan Erick Thohir.

Sementara Koalisi Indonesia Raya yang digagas Gerindra dan PKB juga “idem dito” seperti halnya Koalisi Perubahan untuk Perbaikan.

Koalisi Gerindra dan PKB hanya sebatas menyepakati penunjukan Prabowo sebagai capres dan “tidak” untuk Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres.

Keinginan elite-elite Gerindra ternyata tidak linear dengan menggebu-gebunya harapan internal PKB yang bertekad menyodorkan nama Cak Imin sebagai cawapres.

Kalangan “dalam” Gerindra malah lebih “sreg” jika nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang digaet Prabowo mengingat pengalaman teritorial dan birokrasi Khofifah lebih komplet dibandingkan Cak Imin.

Beberapa kali Prabowo menemui Khofifah termasuk elite-elite Gerindra yang menjumpai Gubernur Khofifah di Surabaya.

Pengalaman “tempur” Khofifah yang teruji di palagan Pilgub Jawa Timur yang “berdarah-darah” sesuai dengan karakter Prabowo.

Sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nadhatul Ulama empat periode, potensi ceruk suara Khofifah tidak diragukan lagi.

Gagasan elite-elite Koalisi Indonesia Bersatu dan Koalisi Indonesia Raya untuk melebur menjadi koalisi besar kini juga menjadi tanya tanya usai pencapresan Ganjar.

Sebelum Ganjar diumumkan sebagai capres dari PDI-P, silih berganti elite-elite partai dari PKB, Golkar, PAN, Perindo, PSI, dan PBB “menyambangi” Prabowo Subianto.

Dengan pencapresan Ganjar bisa jadi gagasan koalisi besar akan menjadi koalisi “langsing”. Ego antarpartai yang sulit dikompromikan menjadi penyebab koalisi ini hanya akan bernasib seumur jagung.

Pragmatisme politik semakin kental dengan meluruhkan pada capres yang potensial menang.

Jika Gerindra gigih memosisikan Prabowo Subianto sebagai capres, tidak ketinggalan Airlangga Hartarto juga “ngotot” ingin dipasang sebagai kandidat RI-1.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com