JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, lima kasus tambahan Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus di Indonesia merupakan transmisi lokal.
Sebelumnya, kasus ini hanya diderita oleh dua orang, satu di antaranya berasal dari perjalanan luar negeri yaitu India.
Dengan demikian, 6 kasus Arcturus di Indonesia berasal dari transmisi lokal dan 1 sisanya berasal dari luar negeri.
"Semuanya (lima kasus tambahan) dari dalam negeri, yang lima dari dalam negeri," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Bertambah 5, Kasus Covid-19 Subvarian Arcturus di Indonesia Jadi 7 Orang
Kemenkes masih mencari status vaksinasi lima kasus tambahan tersebut.
"Belum (didata status vaksinasi), masih surveilans. Gejalanya enggak ada (yang berat)," ujar dia.
Sebelumnya Syahril menyampaikan, lima kasus tambahan itu berasal dari dua wilayah, yaitu dari Surabaya dan Jakarta.
Rinciannya, dari National Hospital Surabaya Jawa Timur, RS Graha Kedoya Jakarta, Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia, dan RSUD Kebayoran Baru.
Lebih lanjut Syahril menyampaikan, subvarian baru ini memang menyebar di berbagai negara. Beberapa negara bahkan telah melaporkan kenaikan kasus.
Gejala Arcturus yang paling sering dialami adalah batuk, demam, tidak nafsu makan, sakit di seluruh badan.
"Ada 22 negara yang melaporkan terjadi kenaikan kasus, 5 terbesar adalah India, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Australia," kata dia.
Baca juga: Omicron Arcturus Masuk Indonesia, Pemerintah Didorong Percepat Vaksinasi Booster
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan bahaya Covid-19 subvarian baru Arcturus. XBB.1.16 atau dijuluki "Arcturus" ini sangat mirip dengan "Kraken" XBB.1.5 yang dominan di AS.
"Kraken" seperti dilansir dari Yahoo News, adalah varian Covid-19 yang paling menular.
Namun, mutasi tambahan pada protein lonjakan virus yang menempel dan menginfeksi sel manusia membuat varian tersebut lebih menular dan bahkan menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Untuk alasan ini, dan karena meningkatnya kasus di Timur, XBB.1.16 dianggap salah satu varian yang harus diperhatikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.