Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omicron Arcturus Masuk Indonesia, Pemerintah Didorong Percepat Vaksinasi Booster

Kompas.com - 17/04/2023, 14:14 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah didorong mempercepat vaksinasi booster atau vaksinasi dosis ketiga dan keempat. Sebabnya, capaian vaksinasi booster terbilang masih rendah.

Padahal, vaksin booster penting di tengah meningkatnya kembali kasus Covid-19 dan mutasi baru virus corona yang terus bermunculan.

“Pemerintah harus menggencarkan namanya booster, khususnya pada orang-orang yang aktif yang beresiko dari sisi mobilitas pekerjaannya,” kata Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman kepada Kompas.com, Senin (17/4/2023).

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Jokowi: Yang Belum, Segera Vaksinasi Booster

Memang, kata Dicky, seiring dengan banyaknya penduduk yang sudah divaksin, herd immunity atau kekebalan kelompok saat ini sudah lebih baik dibandingkan dengan masa awal pandemi.

Namun demikian, banyaknya mutasi baru virus corona berpotensi menurunkan imunitas tubuh. Sekalipun sudah divaksin, seseorang masih mungkin terinfkesi Covid-19.

Oleh karenanya, penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksin booster, setidaknya untuk menekan angka keparahan dan tingkat kematian akibat virus corona.

Dicky mengatakan, vaksin booster harus diutamakan untuk kelompok rawan seperti lanjut usia (lansia), orang dengan komorbid, hingga petugas pelayan publik. Sebab, kelompok inilah yang dinilai lebih mudah terinfeksi virus, utamanya mutasi baru.

“(Mutasi virus corona) ini membawa risiko yang mengarah pada kelompok-kelompok yang sangat rawan di masyarakat, yaitu orang dari sisi kondisi tubuh seperti lansia, komorbid, anak di bawah 5 tahun, atau ibu hamil,” ujarnya.

Baca juga: Waspadai Covid-19 Subvarian Omicron Arcturus, Dinkes DKI Jakarta Minta Masyarakat Lebih Disiplin Prokes

Tak kalah penting ialah penerapan protokol kesehatan, minimal menggunakan masker di keramaian dan rajin mencuci tangan. Menurut Dicky, protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru setiap orang.

Apalagi pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka.

Masyarakat juga diharapkan menjaga kondisi kesehatan, makan makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Upaya ini dinilai efektif untuk meningkatkan imun.

"Bagaimana personal hygiene atau family hygiene, ini yang harus jadi perilaku baru," kata Dicky.

Sebagaimana diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia kembali naik baru-baru ini. Tak hanya kasus harian, kasus aktif pun menunjukkan peningkatan.

Sebelumnya, selama beberapa bulan ke belakang, penambahan kasus virus corona “hanya” berkisar di angka 200-300 kasus per hari. Kini, kasus harian tembus angka 900.

Tak hanya itu, penambahan jumlah kasus aktif yang semula di bawah 100 kasus per hari pun kini menyentuh angka 600 kasus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com