JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah didorong mempercepat vaksinasi booster atau vaksinasi dosis ketiga dan keempat. Sebabnya, capaian vaksinasi booster terbilang masih rendah.
Padahal, vaksin booster penting di tengah meningkatnya kembali kasus Covid-19 dan mutasi baru virus corona yang terus bermunculan.
“Pemerintah harus menggencarkan namanya booster, khususnya pada orang-orang yang aktif yang beresiko dari sisi mobilitas pekerjaannya,” kata Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman kepada Kompas.com, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Jokowi: Yang Belum, Segera Vaksinasi Booster
Memang, kata Dicky, seiring dengan banyaknya penduduk yang sudah divaksin, herd immunity atau kekebalan kelompok saat ini sudah lebih baik dibandingkan dengan masa awal pandemi.
Namun demikian, banyaknya mutasi baru virus corona berpotensi menurunkan imunitas tubuh. Sekalipun sudah divaksin, seseorang masih mungkin terinfkesi Covid-19.
Oleh karenanya, penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksin booster, setidaknya untuk menekan angka keparahan dan tingkat kematian akibat virus corona.
Dicky mengatakan, vaksin booster harus diutamakan untuk kelompok rawan seperti lanjut usia (lansia), orang dengan komorbid, hingga petugas pelayan publik. Sebab, kelompok inilah yang dinilai lebih mudah terinfeksi virus, utamanya mutasi baru.
“(Mutasi virus corona) ini membawa risiko yang mengarah pada kelompok-kelompok yang sangat rawan di masyarakat, yaitu orang dari sisi kondisi tubuh seperti lansia, komorbid, anak di bawah 5 tahun, atau ibu hamil,” ujarnya.
Tak kalah penting ialah penerapan protokol kesehatan, minimal menggunakan masker di keramaian dan rajin mencuci tangan. Menurut Dicky, protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru setiap orang.
Apalagi pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka.
Masyarakat juga diharapkan menjaga kondisi kesehatan, makan makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Upaya ini dinilai efektif untuk meningkatkan imun.
"Bagaimana personal hygiene atau family hygiene, ini yang harus jadi perilaku baru," kata Dicky.
Sebagaimana diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia kembali naik baru-baru ini. Tak hanya kasus harian, kasus aktif pun menunjukkan peningkatan.
Sebelumnya, selama beberapa bulan ke belakang, penambahan kasus virus corona “hanya” berkisar di angka 200-300 kasus per hari. Kini, kasus harian tembus angka 900.
Tak hanya itu, penambahan jumlah kasus aktif yang semula di bawah 100 kasus per hari pun kini menyentuh angka 600 kasus.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.