Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertambah 5, Kasus Covid-19 Subvarian Arcturus di Indonesia Jadi 7 Orang

Kompas.com - 17/04/2023, 16:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, terdapat lima kasus tambahan Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus di Indonesia.

Sebelumnya, kasus ini hanya diderita oleh dua orang, satu di antaranya berasal dari perjalanan luar negeri yaitu India.

Dengan tambahan tersebut, maka kasus Arcturus di Indonesia mencapai tujuh kasus.

"Kasus baru Arcturus menjadi tujuh orang, kemarin cuma dua, ya. Dua yang kemarin ada riwayat perjalanan luar negeri dari India, satunya lokal. Sekarang sudah sembuh," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers di gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).

Baca juga: Omicron Arcturus Masuk Indonesia, Pemerintah Didorong Percepat Vaksinasi Booster

Syahril menyampaikan, lima kasus tambahan itu berasal dari dua wilayah, yaitu dari Surabaya dan Jakarta.

"Ada tambahan lima (kasus), dua dari Surabaya dan tiga di Jakarta. Alhamdulillah semua dalam keadaan gejala yang ringan," ucapnya.

Lebih lanjut Syahril menyampaikan, subvarian baru ini memang menyebar di berbagai negara. Beberapa negara bahkan telah melaporkan kenaikan kasus.

Gejala Arcturus yang paling sering dialami adalah batuk, demam, tidak nafsu makan, sakit di seluruh badan, dan sebagainya.

"Ada 22 negara yang melaporkan terjadi kenaikan kasus, lima terbesar adalah India, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Australia," jelasnya.

Baca juga: Dampak Omicron Arcturus Diprediksi Terasa 2-3 Minggu Lagi, Anggota DPR Wanti-wanti Momen Lebaran

Sebelumnya diberitakan, tambahan dua kasus baru sempat dibenarkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Nadia menyampaikan, kasus itu ditemukan pada 23 dan 27 Maret 2023 oleh dua orang yang berbeda. Satu di antaranya merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Nadia menyebut, gejala yang dialami pasien tidak tergolong berat. Ia pun mengakui subvarian ini memang cepat menular, namun tidak menimbulkan fatalitas.

"Hanya satu sempat dirawat. Yang satu tidak ada gejala dan pelaku perjalanan LN," katanya kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2023).

Baca juga: Omicron Arcturus Masuk Indonesia, Epidemiolog Sebut Dampaknya Terlihat 2-3 Minggu Lagi

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan bahaya Covid-19 subvarian baru Arcturus. XBB.1.16 atau dijuluki Arcturus ini sangat mirip dengan Kraken XBB.1.5 yang dominan di AS.

Kraken seperti dilansir dari Yahoo News, adalah varian Covid-19 yang paling menular.

Tetapi mutasi tambahan pada protein lonjakan virus, yang menempel dan menginfeksi sel manusia, berpotensi membuat varian tersebut lebih menular dan bahkan menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Untuk alasan ini, dan karena meningkatnya kasus di Timur, XBB.1.16 dianggap salah satu varian yang harus diperhatikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com